Sebagaimana juga pertanyaan, GMNI itu tengah terpuruk atau sedang mencari bentuk? Ada dua aspek penting dalam menjaga "api" pergerakan; aksi dan refleksi (kaum kiri lumrah menyebutnya kritik-otokritik).Â
Aksi minus refleksi berujung pada aktifisme; aksi yang seolah-olah untuk aksi itu sendiri, taruhlah kecenderungan seremonial. Pun Refleksi tanpa aksi pastinya rentan pada keterjebakan permenungan, tentu GMNI tidak menghendaki kader-kadernya hidup layaknya resi yang menyepi.
Sebagai organisasi yang mengusung "jargon" Progresif-Revolusioner tentunya GMNI dituntut untuk bisa keluar dari selubung masalah, untuk menuntaskan tugas sejarah; membumikan cita-cita revolusi. Ya, utopia kadang lebih visioner ketimbang realistis.
Oleh; Muhamad Tonis Dzikrullah