Mohon tunggu...
Muhamad Saudi
Muhamad Saudi Mohon Tunggu... Penikmat kopi hitam

Biografi Ulama Tanah Banten (Rangkasbitung Pandeglang Serang Cilegon Tangerang)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KH. Ujang Sa'id Al Khudri Cipanas Lebak Banten

8 Maret 2025   22:02 Diperbarui: 8 Maret 2025   22:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari media sosial dan di Edit menjadi dokumentasi pribadi 

Selanjutnya di bidang tafsir, Abi Ujang mendapatkan pelajaran Tafsir al-Jalalain dari Abuya KH. Damanhuri bin Arman ketika di Mekkah dan Mama KH. Syahrowardi Kalong sawah di Kabupaten Bogor.

Sedangkan pelajaran Tafsir Marah Labid karya Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani dari langsung dari Mama KH. Muhammad Basri bin Abdurrahman di Pondok Pesantren Al-Bashriyyah Kadaung, Bogor Jawa Barat. Kepada Mama Basri, Abi Ujang berguru bersama ayahnya, Yaitu Abuya Ahmad Widara Cidodol Lebak Banten 

Sekitar usia 27 tahun tepatnya tahun 1981, Abi Ujang Sa'id Al Khudri berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama. Rencana di tanah air, awalnya Abi Ujang akan berguru kepada Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki. Namun, karena tidak membawa tanda rekomendasi atau sertifikasi dari otoritas ulama atau pesantren di mana Abi Ujang berasal, maka ia ditolak untuk berguru kepada Sayyid al-Maliki.

Hal tersebut tentu saja di luar dugaan Abi Ujang. Sebab sebelum berangkat ke Mekkah, ia sempat sowan serta meminta izin dan doa kepada gurunya di Cisempur yaitu mama . Oleh Mama Mukhtar, ia ditawari surat rekomendasi agar bisa berguru kepada Sayyid al-Maliki, namun Abi Ujang menolaknya. Alasannya karena ia sungkan, juga ia berpikir bahwa tidak mungkin berguru kepada seseorang harus membawa surat rekomendasi dari otoritas ulama setempat. Namun, situasi berbeda dari yang diperkirakan. karena memang pada saat itu di negara Arab Saudi sedang genting penentangan terhadap paham-paham keislaman ahlusunah waljamaah seperti yang dianut Sayyid al-Maliki, apalagi ia adalah orang yang berpengaruh di Mekkah saat itu. Maka, orang-orang yang berniat berguru kepadanya pun dibatasi oleh pihak terkait.
Setelah ditolak untuk berguru kepada Sayyid al-Maliki, Abi Ujang kemudain mencari guru lain di Mekkah. Ia tidak ingin perjalannnya ke Mekkah tidak dibarengi dengan rihlah keilmuan. Ia kemudian berguru kepada Abuya Damanhuri, ulama asal Cikadueun, Pandeglang, Banten. Kepada Abuya Damanhuri, Abi Ujang memperdalam kitab Tafsir al-Jalalain.

Sepulang dari Mekkah di usia 28 tahun tepatnya pada tahun 1982, Abi Ujang menikahi seorang gadis belia berusia 15 tahun bernama Siti Qamariyah binti H. Abdurrasyid Ardani asal kampung tetangga, yaitu Kampung Kadu bitung Lebak Banten. Dan dikarunia 9 orang anak, 6 laki-laki dan 3 perempuan.

Anak-anaknya yang kemudian tumbuh dewasa adalah:

1. Ahmad Fauzy Al-Khudri,

2. Ahmad Yasir Falah Al-Khudri,

3. Ahmad Luthfi Nafis Al-Khudri,

4. Ahmad Jawwad Shiddiq Al-Khudri,

5. Ahmad Kamal Ridho Al-Khudri,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun