Mohon tunggu...
Muhamad Ali
Muhamad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa, Blogger, Konten Kreator, dan Investor

Seorang mahasiswa Administrasi Pemerintahan yang selalu memperluas pengalaman dan pengetahuannya. Orang yang memiliki pengalaman di berbagai organisasi di kampus sebagai, sekretaris, administrasi, dan penggalangan dana. Juga dikenal sebagai mahasiswa aktif dan pekerja keras. Memiliki ketertarikan dalam dunia bisnis, investasi, konten kreator, blog, dan edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Teori Collaborative Governance: Kolaborasi dalam Membangun Keseimbangan

23 Juli 2023   16:30 Diperbarui: 23 Juli 2023   16:45 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Struktur kolaboratif harus dibentuk dengan jelas, termasuk pengaturan peran dan tanggung jawab setiap anggota jaringan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan keterbukaan dan akuntabilitas dalam proses kolaborasi.

d. Pembangunan Kapasitas

Pemerintahan kolaboratif memerlukan pembangunan kapasitas bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat. Pelatihan dan pendampingan mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa semua pihak dapat berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam kolaborasi.

e. Monitoring dan Evaluasi

Kolaborasi yang efektif memerlukan mekanisme monitoring dan evaluasi yang baik untuk mengukur kemajuan, memahami dampak dari kebijakan atau program yang diimplementasikan, dan mengidentifikasi perubahan atau penyesuaian yang diperlukan.

4. Manfaat dan Tantangan Collaborative Governance

a. Manfaat Collaborative Governance

1. Solusi Holistik: Kolaborasi memungkinkan penggabungan pemikiran, sumber daya, dan keahlian dari berbagai sektor, sehingga dapat menghasilkan solusi yang lebih holistik dan efektif untuk masalah yang kompleks.

2. Ketahanan Keputusan: Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, keputusan yang diambil cenderung lebih kuat dan lebih mampu bertahan dalam jangka panjang.

3.  Inovasi: Kolaborasi mendorong inovasi dalam merancang dan melaksanakan kebijakan dan program publik.

4. Legitimasi: Partisipasi masyarakat dalam kolaborasi meningkatkan legitimasi kebijakan dan program yang dihasilkan, sehingga lebih dapat diterima oleh masyarakat.

b. Tantangan Collaborative Governance

1. Waktu dan Sumber Daya: Pemerintahan kolaboratif membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih besar daripada pendekatan tradisional, terutama dalam membangun kemitraan dan memfasilitasi proses kolaborasi.

2. Keterbatasan Kapasitas: Beberapa pemangku kepentingan mungkin memiliki keterbatasan kapasitas untuk berpartisipasi aktif dalam kolaborasi, sehingga dapat mengurangi efektivitasnya.

3. Ketimpangan Kekuasaan: Kolaborasi bisa menghadapi hambatan karena perbedaan kepentingan dan ketimpangan kekuasaan antara berbagai pihak yang terlibat.

4. Ketidakpastian Politik: Perubahan politik atau pergantian kepemimpinan dapat mengganggu kesinambungan kolaborasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun