Mohon tunggu...
muhamad nabil
muhamad nabil Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM 23107030001, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta/prodi ilmu komunikasi

Nama : Muhammad Nabil NIM : 23107030001

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Ilmu: Membangun Masa Depan Melalui Pendidikan yang Bermakna

21 Mei 2024   13:53 Diperbarui: 21 Mei 2024   14:22 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pentingnya ilmu pengetahuan sudah menjadi keyakinan bagi setiap orang. Lembaga pendidikan didirikan untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dari generasi ke generasi. Diharapkan dengan kekayaan ilmu, seseorang mampu menjalankan kehidupannya hingga sebaik-baiknya. Orang yang berilmu berbeda dari orang yang tidak berilmu pengetahuan.

Terlihat sekali perbedaan dari keduanya yaitu seberapa tertarik mereka dengan ilmu tersebut, terkadang orang yang tidak berilmu tersebut menganggap remeh tentang sebuah ilmu sehingga dari meremehkan itulah yang akhirnya membuat orang tersebut menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya, karena ilmu sangat mempengaruhi masa depan seseorang.

Berbeda halnya dengan orang yang berilmu yang memiliki ketertarikan atau haus akan ilmu karena mungkin ketertarikan orang pada ilmu itu muncul karena ada kesadaran karena pentingnya menuntut ilmu demi masa depan yang terjamin atau mungkin juga ada paksaan yang akhirnya membuat orang tersebut mau tidak mau harus tertarik dengan ilmu, paksaan disini juga memiliki berbagai macam makna salah satu yang paling sering di jumpai adalah paksaan karena kondisi yang tidak baik-baik saja, maksudnya adalah mungkin dari banyak orang mengetahui seseorang yang memiliki kondisi ekonomi yang sedang tidak baik yang akhirnya dari kondisi/situasi tersebut yang akhirnya memaksakan dirinya untuk menuntut ilmu agar mendapatkan beasiswa dan membantu perekonomian keluarganya.

Kemudian mencari ilmu bukan sekadar agar kaya ilmu, atau seseorang mencari ilmu bukan sekadar untuk memuaskan intelektualnya, melainkan agar dengan ilmunya ia dapat melakukan sesuatu secara lebih berkualitas dengan memeraktekkan atau ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi masyarakat.  Oleh karena itu, lembaga pendidikan juga harus berperan penting dalam mendidik murid-muridnya demi masa depan yang ingin di capainya, mungkin salah satu caranya adalah dengan menuntut bukti bahwa para lulusannya mampu melakukan sesuatu sesuai dengan ilmu yang didapatkannya.

Tetapi pada akhir-akhir ini, mudah dijumpai orang yang disebut berilmu tetapi tidak mampu melakukan sesuatu terkait dengan ilmunya tersebut. Seseorang yang telah memperoleh gelar akademik, oleh karena telah lulus dari perguruan tinggi, tetapi kualitas hasil dari apa yang dilakukan, belum menggambarkan ijazah yang dipegangnya. Bahkan, seseorang yang telah memiliki gelar sarjana ekonomi misalnya, tetapi masih belum mampu sekadar mengembangkan ekonomi untuk kepentingan dirinya sendiri. Demikian pula, sarjana lainnya, seperti sarjana pertanian, peternakan, kelautan, pendidikan, dan bahkan juga sarjana agama, dan lain-lain. Rupanya semakin banyak lembaga pendidikan tinggi, bukan secara otomatis semakin mampu negeri ini menyelesaikan persoalan, tetapi sebaliknya, justru menambah problem yang tidak mudah diselesaikan.

Jika melihat dalam dunia pesantren, hal tersebut dikenal dengan istilah ilmu yang bermanfaat dan ilmu yang tidak bermanfaat. Para santri hanya dianjurkan agar dalam mencari ilmu dilakukan secara selektif, yaitu hendaknya mencari ilmu yang memberi manfaat. Namun yang dimaksud bermanfaat itu adalah dikaitkan dengan arti kehidupan yang lebih jauh, yaitu hingga kelak di akhirat. Belajar di pesantren, pada zaman dahulu, lebih dimaksudkan untuk mendalami ilmu agama. Urusan ekonomi dianggap penting, tetapi dipahami bahwa ke terampilan berekonomi tidak selalu harus diperoleh lewat lembaga pendidikan.


Berbeda dari pesantren adalah sekolah dan atau bahkan universitas. Menggali ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan tersebut kebanyakan dikaitkan dengan pekerjaan di masa mendatang dan atau bahkan lebih dari itu adalah dengan besarnya gaji dari jenis pekerjaan yang dapat dimasukinya. Maka, besarnya biaya pendidikan juga dikaitkan dengan jenis pekerjaan dan besarnya gaji yang kelak akan diterima. Pendidikan untuk memperoleh ijazah yang hanya dapat digunakan untuk mendapatkan pekerjaan bergaji rendah, biayanya tidak mahal.

Kembali pada pa yang disebut di muka, bahwa tidak sedikit pemegang ijazah dan bahkan hingga sarjana, masih tidak mudah memperoleh pekerjaan. Lebih dari itu, antara ijazah seseorang dengan kemampuan yang sebenamya dimiliki, ternyata tidak selalu sesuai. Ijazahnya sarjana tetapi pengetahuannya hanya sebatas setingkat jenjang pendidikan di bawahnya. Jika demikian itu yang terjadi, maka yang bersangkutan sangat merugi Ilmu tidak diperoleh dan demikian pula pekerjaannya juga tidak didapat. Padahal ilmu seharusnya selalu dikaitkan dengan amal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun