Mohon tunggu...
Muhamad Krisna Aprilianto
Muhamad Krisna Aprilianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Krisna

bismillah for everytime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Investor Muda yang Syariah

25 September 2021   14:02 Diperbarui: 25 September 2021   14:16 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di zaman milenial seperti ini kita harus lebih pintar untuk mengelola keuangan dengan baik. Seperti contuh yang akan kita bahas untuk saat ini yaitu menjadi investor muda yang syariah. Sebelum mengenal lebih jauh, Berdasarkan Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia disebutkan investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

Kita sebagai generasi milenial harus bisa meningkatkan ekonomi Indonesia dengan cara menjaga ketahanan pasar modal. Sehingga jika disaat investor asing menarik semua dana investasinya pasar modal Indonesia tidak goyah dan investor lokal dapat menjaga nilai ekonomi dengan baik. Bayangkan saja jika jumlah saham di Indonesia lebih banyak dikuasai investor lokal, nilai ekonomi Indonesia akan semakin maju.

Contoh investasi yang paling banyak dilakukan masyarakat Indonesia adalah investasi emas. Pada akhir tahun 2016 harga emas per 1 gram yaitu Rp. 588.000 sedangkan pada tahun 2020 tercatat harga emas paling tinggi di bulan Agustus mencapai Rp. 1.065.000 yang berarti dalam waktu 4 tahun jika kita menyimpan 1 gram emas kita bisa mendapatkan keuntungan mencapai 81% dari modal awal kita membeli emas 1 gram. 

Sama halnya seperti emas, jika kita ingin menjadi investor yang syariah langkah paling awal yaitu membuka rekening syariah yang sudah banyak berkembang di negara Indonesia. Setelah itu kita membuat akun di sekuritas yang sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jika dirasa sudah selesai langkah selanjutnya yaitu memilih saham syariah untuk dibeli dan dijadikan investasi untuk beberapa tahun kedepan.

Kita akan mengambil contoh saham BRIS (Bank Syariah Indonesia). Harga saham BRIS saat IPO (Initial Public Offering) pada tanggal 9 Mei 2018 tercatat di harga Rp. 510 untuk per lembar sahamnya. Walaupun pada saat 20 Maret 2020 tercatat BRIS mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp. 155 untuk per lembar sahamnya, pada akhirnya saat awal tahun 2021 lebih tepatnya 15 Januari harga saham BRIS menyentuh harga tertinggi mencapai Rp. 3.770 untuk per lembar sahamnya. Yang berarti dalam walaupun pada tahun 2020 sempat turun, namun pada akhirnya bisa mencapai harga tertinggi yang dimana mendapatkan keuntungan sekitar 740% dari total dana yang kita investasikan sejak awal.

Kesimpulannya bahwa investasi diperlukan waktu yang cukup lama dikarenakan harga pasar modal yang tidak stabil. Di sela waktu investasi jangan pernah lupa akan sedekah karena sedekah itulah yang akan membukakan jalan rezeki untuk kita dan jangan pernah takut untuk kekurangan harta. Seperti isi dari Hadist riwayat Al Bukhari no. 1433 dan Muslim no. 1029, 88) Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, "Janganlah engkau menyimpan-nyimpan harta tanpa mensedekahkannya (menzakatkannya). Janganlah engkau enggan bersedekah (membayar zakat) karena takut hartamu berkurang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun