Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

TVRI Buktikan Eksistensinya di Tengah Ketatnya Persaingan Media Penyiaran

14 Mei 2022   21:36 Diperbarui: 14 Mei 2022   21:49 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo TVRI/Foto: Republika.co.id

(14/05/2022)- Kehadiran Televisi Republik Indonesia ( TVRI) di tahun 1962 yang merupakan sebuah perkembangan besar dalam dunia penyiaran di Indonesia, sebagai pendukung dari penyelenggaraan Asian Games ke- 4 di Jakarta pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno sampai tahun 1988 menjadi tontonan satu-satunya bagi masyarakat tanah air yang pada saat itu, hanya ada satu stasiun televisi yaitu TVRI.

Sebagai lembaga penyiaran publik TVRI terus berkembang dari tahun ke tahun terutama di era Orde Baru media penyiaran milik pemerintah ini, 

menghadirkan berbagai acara seperti Dunia Dalam Berita, Aneka Ria Safari, Album Minggu dan lain-lain yang pada saat itu sangat dinantikan oleh masyarakat sebagai hiburan karena media penyiaran sebelum TVRI hadir hanya ada dua yaitu Radio yang hanya bisa didengar namun tidak bisa dilihat dan layar bioskop yang sudah mulai hadir sejak tahun 1900-an di bumi Nusantara.

Program TVRI/Foto: TVRI.go.id
Program TVRI/Foto: TVRI.go.id


Selain dikenal sebagai media informasi dan media edukasi sekaligus hiburan juga menjadi alat propaganda dari Orde Lama ke Orde Baru yang artinya menjadi media yang diatur oleh pemerintah lebih dari 30 tahun sampai jatuhnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 secara resmi semua stasiun televisi swasta dan pemerintah bebas dari propaganda.

Perkembangan yang terus pesat pada akhirnya membuat TVRI mau tidak mau harus berbagi pemirsa dengan sejumlah stasiun televisi swasta seperti RCTI  dan SCTV yang didirikan pada tanggal lahir TVRI yakni 24 Agustus 1989 dan 1990.

Menyusul kemudian TPI kini (MNCTV), ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, TV 7 kini ( Trans 7), GTV, Lativi kini ( TVONE), RTV, Kompas TV, NET dan lain sebagainya dimana hal ini membuat TVRI kalah saing sampai sekitar tahun 2017 awal.

Seperti pernah disinggung oleh mantan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya sesaat ketika ia dipecat oleh Dewan Pengawas TVRI di tahun 2020 yang lalu, menyebutkan bahwa ketika ia datang menjadi Dirut di gedung TVRI Pusat yang terletak di Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta kondisinya sangat memperihatinkan, 

sarana prasarana masih jadul, program tidak menarik, seragam lusuh, pegawai mayoritas berusia tua dan karena manajemen yang buruk belum diperbolehkan menerima karyawan baru.

Memang benar selepas terpilihnya Helmy Yahya TVRI berangsur-angsur membaik yakni tayangannya lebih kekinian, pembawa acara dan news anchor banyak yang fresh dan muda, layar TVRI lebih jernih dan sudah berkualitas High Definision (HD) berbagai program lama dihadirkan dengan cara yang modern, seragam dan prasarana diganti baru, serta untuk pertama kalinya mendapatkan  Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun