"Jejak Memori" Karya Fram Han
Buku Jejak Memori adalah tulisan bergenre self-improvement / esai /filsafat. Meskipun bukan tulisan bergenre detektif, namun dalam buku ini terdapat banyak bagian yang dapat membuat pembaca penasaran untuk mengungkap berbagai potongan ceritanya.
Sang penulis, Fram Han, cukup mahir dalam mengemas identitas tokoh utama dalam cerita sehingga membuat pembaca merasa penasaran dan terus menikatinya lembar demi lembar. Berikut adalah resensi dari buku Jejak Memori karya Fram Han
Identitas Buku Jejak Memori
Judul Buku    : Jejak Memori
Penulis       : Fram Han
Penerbit      : One Peach Media
Kategori      : Self-Improvement
Tahun Terbit  : 2022
Kepengarangan
Fauzan Ramadhan atau lebih dikenal dengan Fram Han merupakan salah satu penulis pria yang produktif dan sudah menghasilkan banyak karya.
Sebagian besar karya yang dihasilkannya merupakan bergenre Islami, dengan berbagai jenis tulisan; cerita pendek, esai, sajak, maupun tulisan ilmiah. Di antaranya adalah buku Hitam Putih Bulu Hati (2019), dan Jejak Pilu (2020).
Selain menulis buku karyanya sendiri, ia juga menyusun berbagai buku kolaborasi bersama penulis lainnya dalam berbagai komunitas menulis. Fram Han pernah menerima beberapa penghargaan di bidang kepenulisan seperti juara utama puisi nasional, penghargaan karya terbaik oleh penerbit dan komunitas menulis.
Kini Fram Han aktif sebagai penulis buku, content writer, dan storyteller. Ia juga merupakan penggagas dari platform daring @mendengarkisahmu.
Â
Sinopsis Buku Jejak Memori
Perjalanan belum usai. Jejak-jejak masih membekas dalam bentuk ingatan yang tak terurai. Mereka hadir bersama fenomena yang ada di setiap pengembaraan, di setiap langkah perjalanan. Memori yang tidak akan hilang dari pikiran. Memori yang selalu membawa kehangatan.
Inilah cerita perjalanan tentang memaknai perasaan, perenungan, dan ingatan tentang mereka yang kerap dilupakan. Sebuah perjalanan untuk pulang. Perjalanan yang meninggalkan jejak kenangan. Jejak yang membekas di dalam pikiran. Jejak-jejak tentang memori kedekatan, kebersamaan dengan Tuhan, dan dengan orang-orang yang menjadi bagian kehidupan.
Apakah Jejak Memori itu juga ingin kau rasakan, menjadi bagian dari orang-orang yang tidak melupakan?
Kelebihan buku Jejak Memori
Buku Jejak Memori memiliki genre yang cukup unik dan menarik bila dibandingkan dengan karya-karya Fram Han sebelumnya. Pada buku ini ia tetap mengusung tema Islami sebagai bumbu ceritanya, namun bukan melalui kemasan fiksi seperti karya yang biasa ditulisnya melainkan dengan jenis Faksi, yakni sebuah genre gabungan fiksi dan non-fiksi, yang membuat buku ini tampak berbeda dan unik.
Pada buku ini, Fram Han menyajikan alur utama yang terkesan seperti sebuah fiksi, dengan menarasikan monolog tokoh 'Aku' kepada tokoh 'Kau', lalu Fram Han memberi alur non-fiksi pada alur tiap bab-nya yang membuat Jejak Memori lebih berbobot secara isi.Â
Hal ini dapat dilihat dari argumentasi penulisan yang kompleks namun diuraikan dengan penggunaan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami pembaca.Â
Selain itu penulis buku ini, untuk pertama kalinya menggunakan rujukan (footnote) dalam tulisannya. Padahal pada karya-karya lainnya, menggunakan footnote bukanlah gaya menulisnya (dikarenakan kebanyakan yang ditulis adalah fiksi).
Buku ini juga sangat bagus bila ditilik dari sudut pandang kepenulisan, bagaimana penulis buku pandai dalam mengolah kalimat, rapih dalam bernarasi, serta mengemas alur cerita sehingga identitas para tokohnya terkesan misterius. Setiap peristiwa demi peristiwa yang diceritakan pun tidak membosankan.
Kekurangan Buku Jejak Memori
Buku ini juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya kesan tersirat dari tokoh-tokoh yang ditampilkan terlalu sederhana, terutama pada tokoh utama 'Aku' dan 'Kau', karena hingga akhir buku, tokoh ini tidak benar-benar diungkapkan.
Adegan-adegan pada tiap bab sangat singkat, padahal dalam beberapa hal, terlihat sangat menarik untuk diceritakan dengan detail dan panjang.
Meskipun buku ini memiliki tema Self-Improvement, di sisi lain buku ini juga tampak seperti buku filsafat yang berarti tidak ditulis seperti buku self-improvement pada umumnya.
Kesimpulan
Buku Jejak Memori memberikan gambaran mengenai pentingnya sebuah perjalanan; dalam makna etimologi maupun terminologi. Jejak Memori mengajarkan pentingnya melakukan perjalanan ke mana pun, dengan jarak yang bagaimana pun, agar manusia dapat merenungi nikmat-nikmat Tuhan yang terhampar luas. Jejak Memori juga mengajarkan pentingnya memaknai kehidupan sebagai sebuah perjalanan seperti yang dijelaskan pada salah satu babnya, yakni "Memaknai Perjalanan".
Buku ini menarik untuk dibaca dan memberikan pengalaman berpikir bagi para pembaca terhadap fenomena-fenomena yang sebenarnya sederhana dan kerap terjadi di sekitar kita, namun seringkali luput dan abai atau dianggap sebatas peristiwa biasa. Misalnya pada fenomena masyarakat yang gemar minum kopi, terlihat sederhana, namun Fram Han berusaha menggali akar kompleksitas yang terkadung di dalamnya.
Oleh karena itu buku Jejak Memori cukup layak untuk dibaca dan dinikmati. Selamat membaca
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI