Wilayah Jalan Tanah Kusir IV, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan kembali dilanda bencana alam berupa Longsor dan Banjir yang menyebabkan kerugian besar bagi warga sekitar. Bencana ini terjadi akibat kondisi tanah di wilayah tersebut yang tidak rata dan labil, diperparah oleh pembangunan di atas lahan yang tidak memperhatikan aspek geologi dan lingkungan. Wilayah pemukiman di sekitar Jalan Tanah Kusir IV pun menjadi rentan terhadap bencana alam yang sering terjadi setiap musim hujan tiba.
Penyebab Terjadinya Longsor dan Banjir
Kondisi topografi di JL. Tanah Kusir IV Kec. Kebayoran Lama merupakan salah satu faktor utama penyebab longsor dan banjir. Wilayah ini memiliki kontur tanah yang tidak rata, dengan beberapa bagian berada di dataran tinggi dan rendah. Pembangunan fisik seperti perluasan jalan dan bangunan rumah secara bertahap memicu perubahan struktur tanah. Selain itu, drainase atau sistem saluran air yang kurang memadai turut memperburuk situasi.
Menurut Warga Setempat tanah di kawasan ini memiliki daya dukung yang rendah. Struktur tanah yang tidak stabil menyebabkan tanah mudah bergeser ketika diguyur hujan deras dalam waktu lama. Aliran air kali yang melewati daerah tersebut juga sering tersumbat material longsoran, sehingga air meluap dan membanjiri pemukiman di sekitarnya.
Selain itu, perubahan penggunaan lahan untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur, baik swasta maupun pemerintah, juga dinilai tidak mempertimbangkan risiko bencana. Penebangan pepohonan dan vegetasi penahan tanah semakin memperparah kondisi ekosistem setempat.
Dampak Bencana Bagi Warga Sekitar
Bencana longsor dan banjir di JL. Tanah Kusir IV Kec. Kebayoran Lama memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Jalan akses utama bagi warga longsor menyebabkan sulitnya warga beraktifitas, sedangkan banjir menyebabkan barang-barang berharga rusak dan lingkungan menjadi tidak higienis.
Selain kerugian materi, bencana ini juga menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit kulit, demam berdarah, dan penyakit pernapasan akibat genangan air yang sulit surut dan mencemari sumber air bersih.
Salah satu tokoh masyarakat di wilayah tersebut, yaitu Pak Toto Selaku Ketua RT.05/RW.09 Kebayoran Lama, menyampaikan keluh kesah warganya terkait kondisi yang terus berulang setiap tahun.
"Saya sudah tinggal di sini selama lebih dari sepuluh tahun, dan dalam lima tahun terakhir, kami sering mengalami longsor dan banjir. Rumah saya saja sudah dua kali terkena longsor, dan banjir membuat banyak barang berharga milik keluarga saya rusak," ujar Pak Toto saat diwawancara.
Ia menambahkan, "Menurut saya, kondisi tanah yang tidak rata dan kurang stabil adalah salah satu penyebab utama bencana ini. Apalagi ditambah dengan pembangunan yang tidak memperhatikan struktur tanah dan drainase yang baik."
Upaya Penanggulangan yang Telah Dilakukan
Pemerintah daerah DKI Jakarta, dalam hal ini instansi terkait seperti Dinas Sumber Daya Air (SDA), BPBD DKI Jakarta, serta camat dan lurah setempat, telah melakukan beberapa langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana di JL. Tanah Kusir IV.
Beberapa upaya konkret yang telah dilakukan antara lain:
1. Penilaian Risiko dan Reklasifikasi Zona Rawan BencanaÂ
Pemerintah telah melakukan survei lapangan dan penilaian risiko terhadap kondisi geologi dan hidrologi di kawasan tersebut. Hasilnya digunakan sebagai dasar untuk mereklasifikasi zona rawan bencana dan menetapkan area mana yang tidak layak untuk dibangun.
2. Perkuatan Lereng dan Stabilisasi TanahÂ
Untuk mencegah longsor, pemerintah melakukan penguatan lereng dengan pemasangan bronjong, tembok penahan tanah, serta reboisasi di sekitar area yang rawan longsor. Vegetasi seperti rumput vetiver dan tanaman berakar kuat juga ditanam untuk membantu menahan erosi tanah.
3. Perbaikan Sistem DrainaseÂ
Sistem drainase di sepanjang JL. Tanah Kusir IV diperbaiki untuk meningkatkan kapasitas penampungan air. Saluran air dibersihkan secara berkala dari sedimentasi dan sampah yang bisa menyumbat aliran air.
4. Edukasi dan Partisipasi MasyarakatÂ
Program edukasi tentang mitigasi bencana gencar dilakukan kepada warga. Pelatihan tanggap darurat, simulasi evakuasi, serta kampanye menjaga lingkungan menjadi agenda rutin yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
5. Regulasi PembangunanÂ
Pemerintah DKI Jakarta mulai menerapkan aturan lebih ketat terkait izin mendirikan bangunan (IMB) di kawasan rawan bencana. Proses analisis dampak lingkungan (Amdal) menjadi syarat mutlak bagi semua proyek pembangunan di kawasan tersebut.
Harapan Warga Setempat
Warga RT.05/RW.09 Kelurahan Kebayoran Lama sangat berharap pemerintah dapat memberikan solusi jangka panjang yang lebih efektif dan berkelanjutan. Mereka ingin tinggal di lingkungan yang aman dan nyaman tanpa ancaman bencana setiap musim hujan.
"Warga berharap pemerintah bisa lebih proaktif dalam menangani masalah ini. Kami butuh solusi permanen, bukan hanya perbaikan darurat. Selain itu, regulasi pembangunan harus benar-benar diperketat agar tidak ada lagi proyek yang mengabaikan aspek lingkungan dan risiko bencana," tambah Pak Toto.
Solusi Komprehensif untuk Mengatasi Masalah
Untuk mencegah terulangnya bencana longsor dan banjir di JL. Tanah Kusir IV Kec. Kebayoran Lama, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan partisipatif. Beberapa solusi yang dapat diterapkan antara lain:
 1. Studi Geologi dan Hidrologi MendalamÂ
Perlu dilakukan kajian teknis yang lebih mendalam untuk memetakan titik-titik rawan longsor dan banjir. Data hasil kajian ini akan menjadi dasar perencanaan infrastruktur yang lebih aman dan ramah lingkungan.
 2. Kolaborasi Multi-PihakÂ
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, LSM lingkungan, serta partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam merumuskan strategi penanggulangan bencana yang efektif dan tepat sasaran.
3. Rehabilitasi LingkunganÂ
Upaya rehabilitasi lingkungan seperti penanaman pohon, pembuatan terasering, dan pembangunan infrastruktur hijau seperti taman resapan air perlu ditingkatkan guna memperbaiki kualitas tanah dan mengurangi risiko bencana.
4. Pengembangan Infrastruktur HijauÂ
Pemanfaatan konsep infrastruktur hijau dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi tekanan pada sistem drainase. Contohnya adalah pembangunan taman kota, ruang terbuka hijau, dan sumur resapan.
 5. Kampanye Kesadaran LingkunganÂ
Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan harus terus digalakkan. Program sekolah peduli bencana, pelatihan relawan desa siaga bencana, serta kampanye anti-sampah di sungai adalah contoh program yang bisa dikembangkan.
Penutup
Bencana longsor dan banjir yang terjadi di JL. Tanah Kusir IV Kec. Kebayoran Lama merupakan peringatan keras bagi kita semua bahwa pembangunan harus tetap memperhatikan aspek lingkungan dan risiko bencana. Kondisi tanah yang tidak rata dan kurang stabil, ditambah dengan pembangunan yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan, menjadi penyebab utama terjadinya bencana berulang di wilayah ini.
Keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha, sangat penting untuk mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi warga. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan bencana longsor dan banjir di JL. Tanah Kusir IV Kec. Kebayoran Lama dapat diminimalisir, bahkan dicegah secara permanen.
Semoga dengan adanya artikel ini, masyarakat dan pemerintah semakin sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI