Di bawah langit kelabu, tim Empat Elemen dan Citra tiba di sebuah kota tambang tua yang terbengkalai. Kota itu, yang diselimuti debu dan keheningan, tampak seperti saksi bisu dari tragedi yang terlupakan. Bangunan-bangunan tua yang kosong dan mesin-mesin berkarat menjadi monumen dari masa lalu yang kelam.
Angin, memejamkan mata, merasakan energi yang padat. "Energi di sini terasa sangat padat. Bukan hanya debu, tapi juga kenangan. Aku bisa merasakan kepedihan dan amarah dari orang-orang yang pernah tinggal di sini."
Citra memandang sekeliling. "Ini adalah kota tambang yang ditutup puluhan tahun lalu setelah tragedi ledakan tambang. Perusahaan yang mengelola tambang itu bangkrut, lalu diakuisisi oleh sebuah perusahaan baru... Terra Nova."
Bumi berlutut, menganalisis tanah. "Kualitas tanah di sini sangat buruk, penuh dengan residu kimia. Mereka tidak hanya mengambil sumber daya, tapi juga meracuni tanahnya."
Tirta mendekati sebuah monumen kecil yang hampir runtuh. "Ini monumen untuk para korban. Tapi tidak ada nama-nama mereka. Hanya ada ukiran yang samar."Bara mengepalkan tangannya, matanya memancarkan amarah. "Mereka mencoba menghapus sejarah. Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi."Tim dan Citra mulai mencari petunjuk di antara reruntuhan kota. Angin, menggunakan kemampuannya, "mendengarkan" gema masa lalu. Ia menemukan jejak seorang insinyur yang mencoba memperingatkan tentang bahaya di tambang, namun suaranya dibungkam. Sementara itu, Bumi menemukan sebuah arsip tua yang berisi peta tambang dan laporan teknis yang disembunyikan, yang menunjukkan bahwa perusahaan lama sengaja mengabaikan standar keselamatan demi keuntungan.
Tirta merasakan kepedihan yang mendalam di reruntuhan rumah sakit. Di sana, ia menemukan sebuah jurnal yang ditinggalkan oleh seorang perawat yang mencatat adanya penyakit misterius di kalangan pekerja, yang tidak pernah dilaporkan. Di sisi lain, Bara menyusup ke gedung utama perusahaan dan menemukan bahwa ledakan tambang itu bukan kecelakaan, melainkan sabotase yang direncanakan.
Mereka menemukan bahwa pendiri Terra Nova, yang mereka identifikasi sebagai 'K', adalah anak dari pemilik perusahaan tambang lama. Ia tidak hanya ingin mengambil kekayaan alam, tetapi juga ingin membalas dendam pada masyarakat yang dianggapnya telah menghancurkan reputasi keluarganya. 'S' adalah insinyur yang bertanggung jawab atas sabotase.
Tim dan Citra berkumpul kembali, wajah mereka dipenuhi kengerian. "Ini bukan hanya kasus korupsi. Ini adalah vendetta pribadi," kata Citra, suaranya bergetar. "Mereka membangun perusahaan ini di atas kebohongan dan dendam."
"Bukti-bukti ini sangat kuat," kata Bumi. "Kita punya peta tambang, jurnal perawat, dan data yang disembunyikan. Ini bisa jadi awal dari segalanya."
Tirta merasakan dendam 'K' masih sangat kuat. "Dia tidak akan berhenti sampai dia merasa 'menang'," katanya lirih.
"Kita harus mengungkap kebenaran ini," kata Angin tegas. "Ini adalah kelemahan yang tidak bisa mereka tutupi. Kebohongan adalah fondasi mereka."
Mereka memutuskan untuk menggabungkan semua bukti dan mempublikasikannya melalui jaringan Citra, meski menyadari bahwa dengan mengungkap kebenaran, mereka akan memicu kemarahan 'K' dan 'S' yang kini tahu bahwa mereka sedang diincar.
Tim dan Citra meninggalkan kota tambang itu dengan membawa semua bukti. Mereka tidak gentar. Mereka kini bertekad untuk menghadapi musuh yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki sejarah gelap yang menakutkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI