Jika ini adalah perusahaan swasta, investor sudah akan meninggalkannya. Tapi karena ini BUMN, yang menanggung rugi adalah negara, dan yang menutupinya adalah uang rakyat.
4. Manajemen Retorika dan Asumsi Strategi
Pernyataan Dirut soal "langkah preventif" dan "komitmen keberlanjutan" terdengar baik, namun sayangnya tanpa rencana pemulihan keuangan yang rinci dan transparan. Dalam krisis industri baja global dan tekanan dari baja impor murah, kita tidak butuh sekadar optimisme manajerial --- kita butuh transformasi model bisnis berbasis produktivitas, efisiensi, dan pasar bebas dari rente.
Apa yang dirayakan oleh manajemen Krakatau Steel hanyalah permukaan. Di bawahnya, struktur keuangan perusahaan retak, bertumpu pada utang, dan disokong oleh kebijakan fiskal yang permisif. Jika BUMN ini tetap dibiarkan menjadi tempat "cuci tangan" atas salah urus, maka kepercayaan terhadap reformasi BUMN hanyalah wacana hampa.
Krakatau Steel bukan lagi 'mother of industry' --- melainkan simbol kegagalan industrialisasi yang dilestarikan demi status dan kepentingan sempit yakni Nasionalisme Semu.
Ditulis oleh M Agung Laksono, Eks Pengurus organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Pemuda Cilegon.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI