Mohon tunggu...
Muhamad Baiul Hak
Muhamad Baiul Hak Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Bagaimana Nasib Atlet Kita yang Pulang Tanpa Medali?

24 Agustus 2016   11:46 Diperbarui: 24 Agustus 2016   18:30 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: olahraga.kompas.com

Semoga Kesejahteraan atlet bukan sebuah wacana semata.

***

Hari ini (24/8/2016) atlet peraih medali di Rio Brazil, dijamu Presiden di istana. Di antaranya adalah pasangan atlet bulu tangkis Liliyana/Tontowi dan atlet angkat besi Eko dan Sri (masing-masing meraih medali perak). Keempat atlet ini bisa bernafas lega setelah kepastian mereka akan mendapatkan masing-masing 5 miliar rupiah untuk Liliyana dan Tontowi, sedangkan Eko dan Sri akan mendapatkan masing-masing 2 miliar rupiah. Di samping itu, para peraih medali ini akan mendapatkan tunjangan per bulan selama hidupnya sebanyak 20 juta untuk peraih emas, 15 juta untuk medali perak dan 10 juta untuk perunggu. Begitulah ucap Menteri Imam Nachrowi ketika konferensi pers di Bandara Soekarno Hatta kemarin (23/08/2016). Hari ini mereka akan menyerahkan kado istimewa tersebut sebagai kado HUT Kemerdekaan RI ke-71.

Pemerintah ingin serius dan sungguh-sungguh menghormati dan memberikan penghargaan kepada para olimpian,” kata Imam Nachrowi (dikutip dari KOMPAS.com 2/8/2016). Presiden Jokowi melalui Menteri Pemuda dan Olahraga berkomitmen untuk memerhatikan atlet Indonesia. Paling tidak itulah yang terlihat di media sekarang ini.

Saya selaku warga Indonesia sangat mengapresiasi langkah pemerintah untuk serius memperhatikan olahraga kita. Tetapi muncul beberapa pertanyaan mendasar, lantas bagaimana nasib mereka yang tidak dapat medali atau para atlet kita yang tidak seberuntung kontingen yang berangkat ke Rio, Brazil?

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrowi
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrowi
Bagaimana Nasib Atlet Tanpa Medali?
Saya kira nada pesimis yang pernah dilontarkan Posmas Ramos Simanjuntak melalui artikel di Kompasiana (25/6/2015) dengan judul 'Nak, Hati-hati Menjadi Atlet di Indonesia' masih menjadi sebuah kekhawatiran tersendiri bagi para atlet. Para atlet memiliki beberapa kesempatan untuk menjadi juara di berbagai ajang internasional. Sudah sangat manusiawi jika di balik pengorbanan mereka untuk mengharumkan nama Indonesia, para atlet mengincar penghargaan yang prestisius tersebut.

Ibarat sebuah game, menang kalah merupakan hal yang biasa. Penghargaan kepada pemenang dan yang kalah harus bersabar. Tetapi saya kira ini hanya boleh dilakukan oleh para penyelenggara pertandingan. Soal atlet menang atau kalah, pemerintah wajib memperhatikan mereka.

Saya berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pencapaian para atlet saja (focus on try to win). Penghargaan kepada mereka yang tanpa medali pun perlu diberikan. Contoh sederhana, hari ini (24/8/2016) kita tidak melihat kontingen Indonesia diundang secara utuh ke istana. Meskipun jamuan presiden bukan penentu hidup mereka ke depannya, tetapi para atlet tanpa medali ini pun perlu kita berikan apresiasi dan dilihat oleh seluruh masyarakat Indoneisa.

Saya ingin mencoba berpikir dari kacamata pemerintah. Mengapa yang diundang ke istana hanya peraih medali. Setidaknya ada dua kemungkinan yang menjadi alasan:

  • Alasan administratif. Barangkali pemerintah tidak memiliki aturan yang memperbolehkan orang yang tanpa kepentingan masuk ke istana. Termasuk di dalamnya atlet tanpa medali. Dikarenakan mereka tidak bisa menyerahkan apa-apa, maka mereka tidak masuk dalam list undangan pak presiden,
  • Alasan motivasi regenerasi. Jika semua atlet diundang ke istana, meski mereka tanpa prestasi, maka dikhawatirkan akan menimbulkan efek negatif untuk tunas atlet yang baru bermunculan. Seolah mereka akan membangun persepsi bahwa tidak apa-apa berprestasi, toh juga presiden tetap menghargai.

Entah apa yang menjadi alasan istana. Saya pikir masyarakat juga tidak terlalu peduli dengan hal itu. Masyarakat kita juga cenderung hanya mengapresiasi langkah pemerintah untuk memberikan kesejahteraan bagi peraih medali.

Saya juga ingin mengajukan pertanyaan lebih jauh. Bagaimana nasib mereka yang tidak pernah ikut Olimpiade? Atau jika ingin lebih jauh, bagaimana jawaban pemerintah untuk mereka pernah mengharumkan nama bangsa tetapi sudah pensiun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun