Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Humor Sufi: Persahabatan dan Makan Roti

22 November 2021   22:20 Diperbarui: 22 November 2021   22:35 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak kaget ketika sekarang ini banyak orang yang berteman atau bersahabat hanya sekedar sarana untuk mewujudkan impian diri yang palsu.  Seperti anak kecil yang menginginkan roti dan ketika roti sudah didapat maka hanya sekali dua kali suap kemudian dibuang secara percuma.   Tidak sadar bahwa teriakannya untuk mendapatkan roti adalah perbuatan yang merugikan sahabatnya yang mungkin baru bisa makan dengan roti tersebut.

Berteman yang Baik

Perilaku tersebut muncul akibat dari ketidaksadaran dari sebuah ego diri yang mendominasi akibat kerja dari indra yang tidak atau belum sempurna.  Ketidaksadaran tersebut  mengakibatkan diri anak hidup dalam impian dan angan yang palsu sehingga mudah sekali muncul rasa keinginan akibat dari penyakit hati  (hati yang terselimuti) dan menimbulkan rasa cemburu serta keinginan untuk menang sendiri.   

Kecemburuan atau ketimpangan kehidupan terasa sekali bahkan perbedaan kasta kehidupan menjadikan jurang pemisah antara diri kita dengan yang lain.  Orientasi kehidupan yang demikian tidak hanya terjadi pada segi material saja bisa juga terjadi pada segi non material/spiritual jika diri tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang keseimbangan hidup.  

Umur dan usia yang kita miliki sekarang sudah bukan anak kecil lagi tetapi diri masih selalu memiliki logika berpikir anak kecil.    Maka tugas diri sekarang adalah meninggalkannya untuk menjadi manusia yang berpikir sesuai dengan umur atau usia.

Hidup di dunia ini adalah kehidupan untuk saling mengenal dan menghormati manusia lain.   Tugas ini dapat dilakukan jika diri mampu berpikir dengan cara berpikir orang dewasa bukan dengan logika berpikir anak-anak.  Ketika berpikir secara dewasa mampu kita peroleh maka diri akan menemukan cara berteman dengan baik.

Teman atau sahabat adalah partner diri kita dalam berkehidupan bukan sebagai anak tangga untuk memuaskan atau mencapai tingkatan ego yang tinggi.  Hal ini dapat kita lakukan jika diri mampu dan berusaha untuk terus belajar dengan baik dalam pengetahuan yang benar.

Buang pemahaman yang keliru tentang arti sahabat atau teman.  Ganti dengan pemahaman bahwa sahabat adalah partner dalam bermusyafir di kehidupan ini.  Jangan sakiti teman jika diri tak mau disakiti. Dan jangan meninggalkan sahabat jika pada posisi yang baru kekeringan, karena bantuan kita adalah bentuk kepanjangan tangan dari Sang Pencipta.

Jangan memandang remeh sahabat kita karena dirinya tidak pernah berhasil dalam pekerjaan karena mungkin itu adalah "ujian kehidupan" yang diberikan oleh Sang Pencipta.  Dapatnya diri mereka yang bisa mengelola hatinya akibat sering gagal dalam perjalanannya adalah mungkin kehebatan dirinya yang harus kita gali pemahaman yang dimilikinya. 

Tidak ada maksud yang tersembunyi dalam tulisan ini.   Hanya sekedar humor sufi tentang berteman yang baik.  Jika salah ini hanya sekedar humor saja.

Salam

KAS, 22/11/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun