Mohon tunggu...
Pakde Amin
Pakde Amin Mohon Tunggu... Penulis - Perjalanan Dalam Mencari Harmonisasi Kehidupan Diri

Belajar menikmati dan memaknai kehidupan melalui kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup Hanya untuk Tidur

15 Oktober 2021   09:59 Diperbarui: 15 Oktober 2021   10:05 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemana Hidupku Berakhir

Ketika diri ini dilahirkan oleh sang ibu untuk menjadi anaknya
Disambut tangis dan tawa bahagia
Yang menjadikan diri bingung dan terlena
Dan menjadikan diri lupa akan kemana arah tujuan hidup manusia

Hidup pun dibentuk oleh kondisi yang ada
Dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan
Dan menjadikan diri semakin bingung dan lupa
Kemana arah perjalananku sesungguhnya

Oooiii... inikah hidup yang diri alami
Menjalani jalan yang seperti orang lain jalani
Yang hanya sekedar silopsisme terhadap budaya dan realitas yang diyakini
Tanpa pernah mencari jalan yang sejati

Ibarat hidup ini seperti orang yang ketiduran
Di dalam sebuah bilik kehidupan
Dan Tuhan pun sudah memberikan semua kenikmatan
Tanpa ada ikhtiar untuk bangun dan menemukan jalan keluar dari bilik semu kehidupan

Tidur diri ini telah menjadikan jauh meninggalkan mata
Serasa tidur ini meneguk racun untuk mati menikmati segala kenikmatan dunia
Berpisah dengan hakekat diri ditugaskan
Mati dalam tujuan yang tak kan pernah terpikirkan

Bagaimana diri bisa bangun dari penjara tidur?
Yang dijaga oleh banyak pasukan yang menggoda dan selalu memberi kenikmatan semu
Apakah diri tidak bisa bangun?
Untuk menemukan jalan pulang dan membawa bekal kebahagiaan

Sang Pencipta sudah memberikan obat dan penawar...
Cari dan pergi ke  mata air zam zam... untuk menemukan hakekat tugas diri manusia
Maka janganlah diri  bekukan air kalam .... dan janganlah pindahkan mata air kehidupan
Karena itulah obat dan penawar tidur  yang selama ini memenjara

Peta perjalanan diri sudah menunggu...
Didepan mata dan  tanpa susah payah mencari kemana dan dimana..
Kemauan dan kesadaran yang harus di dekapnya
Untuk menghangatkan darah tubuh dan mencairkan selimut hati diri manusia

Masih ada masa yang tersisa...
Untuk bangun dari tidur yang sia sia
Menuju perjalanan yang panjang di depan mata
Menikmati hidup untuk berpulang ke rumah Sang Pecinta

Magelang, 14/10/2021
Muh Al Amin (KAS)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun