Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melukis Langit

26 Februari 2020   03:48 Diperbarui: 26 Februari 2020   03:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku adalah pecahan Cakrawala
melayang ringan, mendarat di gumpalan awan;
jatuh bersama hujan
terkapar di punggung jalan raya
di antara gerak-gerik kota aku tergeming

kota adalah tembok-tembok hidup
aku mengembara;
sesekali menggambar pengembaraanku di tembok-tembok itu.
Kadang terciprat genangan berwarna yang digilas kendaraan
besar-besar, pesing dan diberaki

aku melihat seorang muda
muda melihat seorang aku
kita saling memanah mata
ia melukis langit untukku

Bandung, Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun