Mohon tunggu...
Kuning Hitam
Kuning Hitam Mohon Tunggu... Petani - Komunitas Ranggon Sastra

Semua ini terjadi, lewat tanpa permisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mari Ikut Aku Sebentar

26 November 2019   23:28 Diperbarui: 27 November 2019   13:34 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kekasih.
Mari ikut aku sebentar ke bawah pohon
mari kita sama-sama menyaksikan guguran daun yang lanjut usia:
Jatuh di atas pangkuan tanah.

Mari ikut aku sebentar ke dalam hutan
mari kita sama-sama mempertanyakan tumbang pohonan gagah bertuah:
Jatuh di atas perut tuan tanah.

Mari ikut aku sebentar ke tengah sawah
mari kita saling bergandengan menyusuri setapak yang kehilangan arah:
Tersesat di antara jalan amarah.

Mari ikut aku sebentar ke dermaga
mari kita saling berdekapan memandang perahu yang sedang menepi saat fajar:
Mendatangkan syukurnya kehidupan.

Mari ikut aku sebentar ke pesisir
mari kita memadukan kasih kita kepada pasir yang terpisah dari garam:
Mengeluarkan air mata kerinduan.

Mari ikut aku sebentar ke atas karang
mari kita bernyanyi bersama untuk semua yang telah tumbuh dari kehidupan:
Menjadi bunga-bunga kebahagiaan.

Jakarta, 26 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun