Mohon tunggu...
Mufida Laila
Mufida Laila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Pesantren

28 Mei 2018   14:58 Diperbarui: 28 Mei 2018   15:08 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia, pesantren memiliki tradisi pembelajaran relatif paling kaya dibandingkan dengan lembaga-lembaga pendidikan islam formal lainnya. Dengan demikian, lembaga pendidikan pesantren merepresentasikan sebuah model pembelajaran yang sudah sedemikian matang.

Pengajian kitab kuning yang dilakukan melalui metode sorogan, bandongan, dan halaqoh menjadi bukti betapa lembaga pesantren telah memiliki metode yang mandiri, mapan dan berbeda dengan lembaga pendidikan Islam klasikal formal. Penerjemahan teks Arab ke bahasa Jawa melalui huruf Arab pegon sudah menjadi ciri khas dan model pemahaman teks arab yang hingga kini tetap dipertahankan disejumlah pesantren besar di Jawa.

Pada mulanya pesantren menjadi sebagai pusat pendidikan yang hanya mengajarkan kitab-kitab klasi berbahasa Arab. Memang tidak semua kitab berbahasa arab diajarkan di pesantren. Terdapat sejumlah kitab yang pantang untuk di ajarkan di pesantren. Kitab-kitab berhaluan Syi'ah atau Mu'tazilah misalnya merupakan contoh bahan-bahan yang tabu diajarkan di pesantren.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun