Mohon tunggu...
Muda_ Zari
Muda_ Zari Mohon Tunggu... -

hanya dengan senyum segala impian akan mudah tercapai.jangan mudah menyerah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KURIKULUM NASIONAL

28 April 2013   10:08 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 18137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada tahap selanjutnya pada tahun 1952 kurikulum Nasioanal mengalami penyempurnaan dari rencana Pembelajaran menjadi Rencana Pembelajaran Terurai. Yang paling menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pembelajaran dan isi pelajaran haraus didihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.


2. Masa Orde Lama

Sekitar 12 Tahun kurikulum 1952 diberlakukan, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan kurikulum di Indonesia. Kali ini kurikulum diberi nama Rencana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan Dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

Dua tahun kemudian, pada tahun 1968, Kurikulum 1964 kembali diperbaharui. Yang asalnya fokus pada Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, Kurikulum 1968 lebih diwujudkan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Walaupun dalam demikian, kurikulum 1968 Muatan materi pelajaran masih bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikanMasa Orde Baru.

Pada Masa Orde Baru kurikulum mengalami peruban tiga kali, pertama Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efekti. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) . Dan juga masa ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK) , materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Alasan yang muncul saat itu, Guru dibikin sibuk memenui rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

Kedua pada tahun 1984 dalam hal ini kurikulum yang diusung process skill approach, dimana posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan semunya dititik beratkan pada siswa. Sehingga model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) . Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diuji-cobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa.

Ketiga Kurikulum 1994. Kurikulum dirumuskan sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya dan bentuk penyesuaian dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan . Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran lebih banyak.

3. Masa Reformasai

Seiring jatuhnya rezim Soeharto pada tahun 1998, pada tahun 1999 kurikulum 1994 yang telah diberlakukan sekitar 4 tahun diadakan suplemen, karena pelajaran dianggap terlalu sukar dan kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna, pelajaran yang disampaikan pada saat itu kurang berkaitan dengan aplikasi kehidupan sehari-hari . Walau demikian, dalam penerapanya tetap memakai sistem caturwulan.

Pada masa selanjutnya, pada tahun 2004 diadakan penerapan Kurikulum baru yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK seperti yang disampaikan aabdurrahman shaleh dalam Kurikulum tingkat satuan pendidikan ialah perangkat standart program pendidikan yang dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yang dipelajarinya . Sehingga pendidikan menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun