Tiga orang dari kelompok pemberontak yang bersekutu dengan orang munafik yaitu Kinanah ibn Basyar, Sawdan ibn Hamran dan Amr ibn al Hamq tega membunuh Utsman pada saat membaca al qur'an sehingga menandai berakhirnya  masa kekhalifahan yang sudah dijalani selama 12 tahun 2 bulan.
Hoaxs pada masa menjelang Pilpres seperti sekarang jangan sampai menimbulkan kekacauan politik seperti yang terjadi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Semua elemen bangsa harus bersinergi secara masif untuk menangkal berkembangnya fitnah (hoaxs). Jika dibiarkan bisa merusak sendi sendi demokrasi dan juga menghancurkan masa depan bangsa serta mencabik cabik kredibilitas para kandidat yang berlaga dalam proses politik di tahun 2019.
 Ada dua karakteristik politik kekuasaan yang perlu diwaspadai, pertama, kalau tidak mempertahankan, pasti merebut jabatan dan kedua, kalau tidak mengunggulkan kawan, mereka pasti menjatuhkan lawan. Demi meraih kemenangan, cenderung menghalalkan segala cara termasuk menyampaikan kabar bohong (hoaks).
Siapapun yang mendapatkan informasi terkait dengan politik kekuasaan, maka perlu dilakukan tabayun (klarifikasi) secara mendalam agar tidak terjebak kepada politik adu domba dan pemutarbalikan fakta.
Semoga Pilpres tahun 2019 penuh dengan kedamaian, ketenangan dan bisa melahirkan pemimpin yang mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd Dosen IAIN Kudus, Peneliti Tasamuh Indonesia Mengabdi (TIME) Jawa Tengah.