Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hoaks Pilpres dari Perspektif Sejarah Islam

7 Maret 2019   12:43 Diperbarui: 7 Maret 2019   12:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penyebaran berita bohong (hoaxs) dalam suasana politik kekuasaan tidak hanya terjadi pada saat Pilpres seperti sekarang. Berakhirrnya pemerintahan (kekhalifahan) Utsman ibn Affan disebabkan oleh beredarnya hoaxs yang terus bergulir sehingga masyarakat arab percaya kalau hoax itu benar benar terjadi. Tidak hanya terbunuh karakternya, Utsman ibn Affan benar benar terbunuh oleh segerombolan lawan politik yang kecewa akibat diganti atau dirotasi jabatanya.

Hoaxs bisa memutar balikan fakta,  yang benar jadi salah, yang jujur jadi menyimpang dan yang berkepribadian mulia menjadi jahat. Utsman ibn Affan adalah manusia yang sangat mulia.

Secara personal, memiliki kecerdasan sangat mendalam tentang al qur'an dan hadis. Dalam menjalankan ibadah selalu mengikuti petunjuk al qur'an hadis dan saran dari Abu Bakar al Shidiq dan Umar ibn Khattab.

Hadis Riwayat Bukhari dalam kitab Fadhail al Shahabah disebutkan Rasulullah mengatakan bahwa Utsman ibn Affan adalah ahli surga karena dia seorang  muslim terbaik ke tiga setelah Abu Bakar dan Umar. Hadis lain yang diriwayatkan al hakim dalam kitab Ma'rifat al Shahabah, bab Fadhail Utsman, Rasulullah berkata Sesungguhnya Utsman adalah temanku di surga, aku juga ridla dua putriku dinikahi Utsman.

Sebagai pemimpin, Utsman ibn Affan  dikenal sebagai khalifah yang lembut, pemaaf dan dermawan. Hatinya sering tersentuh ketika menyaksikan rakyatnya menderita, sehingga dengan cepat membantu untuk meringankan beban penderitanya.

Sebagai khalifah, Utsman sangat rajin menjalin silaturrahmi dengan semua rakyatnya, memuliakan tamu, memberikan pekerjaan kepada siapa saja termasuk orang kafir dan selalu mendahulukan kesabaran dalam mengyelesaikan persoalan umat. Utsman juga dikenal khalifah yang mudah memaafkan pihak pihak lain.

Dalam Tarikh al Khalifah dijelaskan, pada saat menghadapi fitnah yang sangat besar, Utsman berkata " Aku memohon ampunan kepada Allah jika berbuat dzalim dan aku juga akan memaafkan siapapun jika di dzalimi".  

Selain lembut dan pemaaf, Utsman juga dikenal sebagai khalifah yang sangat dermawan. Hadis yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab al Washaya, pada saat rakyat kesulitan mendapatkan air minum dan sangat menderita karena harus membeli dengan harga yang tinggi kepada pemilik sumur yang dimiliki orang Yahudi, Utsman bertekad ingin membeli sumur tersebut berapapun harganya.

Alhasil, sumur tersebut berhasil di beli Utsman dengan harga 3 kali lipat dari harga pada umumnya, yaitu 35.000 dirham. Setelah sumur dimiliki oleh Utsman, rakyat dipersilahkan  mengambil air minum dengan gratis.

Begitu mulianya sikap dan kepribadian Utsman ibn Affan, masih ada kelompok tertentu yang beranggapan bahwa Utsman adalah khalifah yang jahat, layak diberontak untuk diganti bahkan layak dibunuh.

Munculnya kelompok yang tidak suka dan ingin memberontak disebabkan oleh derasnya berita fitnah (hoaks) yang dibuat kelompok atau barisan sakit hati yang bersekutu dengan orang munafik.

Munculnya fitnah sudah diprediksi Rasulullah melalui hadis yang diriwayatkan al Tirmidzi, diceritakan oleh Aisyah bahwa Rasulullah bersabda kepada Utsman, "Wahai Utsman, jika kelak Allah memberimu amanah kepemimpinan, lalu kaum munafik hendak melepaskan baju yang dipakaikan Allah kepadamu, maka jangan kau lepaskan".

Dalam buku Kisah Hidup Utsman ibn Affan Karya Musthafa Murad, setidaknya ada tiga macam fitnah terbesar yang menyebabkan  Utsman ibn Affan terbunuh ditangan para pemberontak yang bersekutu dengan orang orang munafik.

Pertama, Utsman ibn Affan difitnah tidak ikut perang badar. Pada waktu itu, keikutsertaan dalam perang badar menjadi salah satu indikasi kesetiaan dan komitmen untuk membela Islam. Siapapun yang tidak ikut dalam perang badar dianggap sebagai pengkhianat dan pengecut serta melawan Islam.

Ketidaksertaan Utsman dalam perang badar bukan karena menjadi pengecut, pengkhianat dan melawan Islam, melainkan Rasulullah melarang Utsman untuk ikut perang badar, karena isterinya Ruqayyah binti Rasulullah yang sedang sakit dan sangat memerlukan perhatian serta perawatan. Rasulullah berkata " Wahai Utsman, kamu mendapat pahala seperti mereka yang ikut perang badar".

Kedua, Utsman di fitnah tidak ikut dalam bait ridwan. Dalam insikolpedi mini Sejarah kebudayaan Islam, Baiat Ridwan adalah kesepakatan (komitmen) dari umat Islam untuk selalu setia  bersama Rasulullah dalam situasi dan kondisi apapun. Setiap umat Islam yang ikut baiat ridwan berarti memiliki kesetiaan kepada Rasulullah yang tidak dapat diragukan.

Tidak ikutnya Utsman ibn Affan dalam baiat ridwan disebabkan karena Rasulullah memberi tugas khusus kepada Utsman. Sebelum terjadinya baiat ridwan Utsman terlebih dahulu diutus Rasulullah pergi ke Makkah untuk menyelesaikan persoalan umat Islam dengan kafir quraisy Makkah.

Ketiga, Utsman difitnah telah menyiksa Ammar ibn Yasir. Menurut Ibnu Qutaibah dalam al Imamah wa al-Siyasah, dijelaskan memang Utsman pernah memerintahkan orang orangnya untuk memukul Ammar ibn Yasir karena Ammar ibn Yasir telah berdusta terhadap surat yang diterima Utsman.

Sebenarnya surat dikirim itu dari orang orang yang tidak suka terhadap Utsman tetapi Ammar ibn Yasir mengatakan  dari Rasulullah Saw. Akhirnya Ammar ibn Yasir menyadari kesalahanya dan ihlas di pukul akibat ulahnya yang telah berdusta.

Ketiga peristiwa tersebut, pada masa Rasulullah masih hidup tidak pernah ada orang yang mempersoaalkan. Baru pada saat Utsman ibn Affan naik menjadi khalifah, orang yang saskit hati dan kecewa "menggoreng" tiga issu  secara terus menerus (massif), sehingga publik menganggap bahwa Utsman Ibn Affan sosok pemimpin yang pengecut, pengkhianat dan suka melakukan kekerasan kepada rakyatnya.

Menurut teori komunikasi, informasi yang salah (fitnah) jika diinformasikan berulang ulang maka  informasi itu akan dianggap sebagai kebenaran yang nyata.

Logika apapun tidak akan bisa menerima informasi, kalau khalifah Utsman itu pengecut, pengkhianat dan suka dengan kekerasan.  Karena fitnah (hoaxs) diulang secara terus menerus, akhirnya sebagian orang terpengaruh emosinya muncul dan bahkan ingin membunuhnya.

Tiga orang dari kelompok pemberontak yang bersekutu dengan orang munafik yaitu Kinanah ibn Basyar, Sawdan ibn Hamran dan Amr ibn al Hamq tega membunuh Utsman pada saat membaca al qur'an sehingga menandai berakhirnya  masa kekhalifahan yang sudah dijalani selama 12 tahun 2 bulan.

Hoaxs pada masa menjelang Pilpres seperti sekarang jangan sampai menimbulkan kekacauan politik seperti yang terjadi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Semua elemen bangsa harus bersinergi secara masif untuk menangkal berkembangnya fitnah (hoaxs). Jika dibiarkan bisa merusak sendi sendi demokrasi dan juga menghancurkan masa depan bangsa serta mencabik cabik kredibilitas para kandidat yang berlaga dalam proses politik di tahun 2019.

 Ada dua karakteristik politik kekuasaan yang perlu diwaspadai, pertama, kalau tidak mempertahankan, pasti merebut jabatan dan kedua, kalau tidak mengunggulkan kawan, mereka pasti menjatuhkan lawan. Demi meraih kemenangan, cenderung menghalalkan segala cara termasuk menyampaikan kabar bohong (hoaks).

Siapapun yang mendapatkan informasi terkait dengan politik kekuasaan, maka perlu dilakukan tabayun (klarifikasi) secara mendalam agar tidak terjebak kepada politik adu domba dan pemutarbalikan fakta.

Semoga Pilpres tahun 2019 penuh dengan kedamaian, ketenangan dan bisa melahirkan pemimpin yang mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Dr. M. Saekan Muchith, S.Ag, M.Pd Dosen IAIN Kudus, Peneliti Tasamuh Indonesia Mengabdi (TIME) Jawa Tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun