Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Menjadi Bangsa Bermartabat dari Perspektif Piagam Madinah

20 Mei 2018   11:14 Diperbarui: 20 Mei 2018   11:28 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.umrahvisa.co.uk

Hari Kebangkitan Nasional ( Harkitnas) 20 Mei 2018 ini berada dalam  dua titik singgung yaitu titik singgung politik dan titik singgung religius. Dikatakan memiliki titik singgung politik karena harkitnas tahun ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan perhelatan demokrasi bernama pilkada serentak yang akan dilaksananakan 27 juni 2018. Selain itu, harkitnas tahun ini berada pada bulan suci bagi umat Islam yaitu bulan ramadhan.

Dua titik singgung tersebut memiliki persamaan yaitu sama sama ingin melahirkan yang terbaik. Pilkada serentak ingin melahirkan para pemimpin yang terbaik bagi masyarakat dan ibadah puasa ramadhan juga bertujuan ingin melahirkan manusia manusia yang terbaik (muttaqien), dengan ciri ciri memiliki sikap kepribadian serta perilaku yang konsisten terhadap kebaikan walaupun dalam kondisi apapun, mampu menahan amarah ( emosi) sehingga berperilaku santun, damai dan kasih sayang dengan siapapun, memiliki jiwa pemaaf sehingga tidak mudah terjebak konflik atau pertikaian, dan selalu menyadari kesalahan untuk di jadikan bahan perbaikan di masa mendatang (QS Ali Imran: 134-135).

Lahirnya Harkitnas bagi bangsa Indonesia diawali dari berdirinya organisasi sosial bernama Budi Utomo oleh dokter Soetomo yang memiliki tujuan ingin mewujudkan tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang unggul, berwibawa dan berkualitas sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.  

Budi otomo yang ditulis dengan Boedi Oetomo mengandung arti bahwa Budi ( Boedi) bermakna kepribadian, utama ( oetama) berarti agung, luhur atau mulia. Artinya lahirnya organisasi budi utama tujuan utamanya mewujudkan profil suatu bangsa yang memiliki sikap kepribadian yang luhur atau mulia dalam konteks dalam negeri maupun luar negeri.

 Menengok sejarah Islam, tatacara membangun suatu bangsa yang luhur dan mulia di mulai  oleh Rasulullah Muhammad SAW dengan menyusun perjanjian atau peraturan yang disebut "Piagam Madinah" yaitu suatu naskah perjanjian diantara kelompok atau suku dan keyakinan (agama) yang berbeda beda yang hidup  di kota Madinah dengan tujuan utama mewujudkan persatuan, kesatuan dan perdamaian diantara kelompok (suku) dan keyakinan (agama) yang terkait dengan etika kehidupan antara manusia, etika masyarakat dengan pimpinan negara dan etika antara mahluk (manusia) dengan Kholiq (Pencipta). 

Sehingga Perjanjian Piagam Madinah setidaknya mengangkut tiga persoalan yaitu bagaimana membangun kualitas individual, bagaimana membangun atau mewujudkan kualitas sosial /kenegaraan dan bagaimana membangun kualitas hubungan antara manusia dengan Allh swt.

 Piagam Madinah mendahului piagam piagam lain yang ada di dunia. Magma Charta Inggris dibuat pada tahun 1215, Piagam Amerika serikat yang dikenal dengan Konstitusi Amerika dibuat pada tahun 1787, Piagam Perancis yang dikenal dengan istilah konstitusi Perancis dibuat tahun 1795.

 Piagam Madinah terdiri dari 10 bab, 47 pasal dan 63 ayat ditanda tangani oleh Nabi Muhammad saw pada tahun 1 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 622 Masehi yang melibatkan berbagai kelompok atau bani dan orang orang kafir. Diantara kelompok (Bani) yang terlibat dalam piagam madinah adalah Bani Al Aus, Bani Sa'idah, Bani Al Harist, Bani Jusyam, Bani Najjar, Kaum Muhajirin, Kaum anshor dan orang orang kafir quraisy. Para pihak mengikatkan diri atau membangun komitmen untuk hidup damai dan saling menghormati dalam hal menegakkan aturan dan keadilan tanpa melihat asal usul kelompok.

 Dalam perspektif Piagam Madinah, suatu bangsa akan menjadi tumbuh semakin besar dan berkualitas jika dilakukan dengan beberapa hal; Pertama, harus ada komitmen bersama untuk bersatu dan mandiri terbebas dari intervensi atau campur tangan dari siapapun. Hal ini terlihat dari bab I Pasal 1 tentang pentingnya pembentukan ummah (bangsa negara), " Sesungguhnya mereka adalah satu bangsa-negara (ummah) yang bebas dari pengaruh dan kekuasaan manusia lainnya". 

Doktrin satu ikatan dan satu keluarga ditengah tengah keanekaragaman menjadi titik awal untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bermartabat. Bangsa Indonesia sudah memiliki doktrin berbahasa satu bahasa Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia.

 Kedua, harus ada komitmen bersama untuk menegakan hukum dan keadilan tanpa melihat stautus pelakunya. hal ini dapat dibaca dalam bab II pasal 2 " Kaum muhajirin dari Quraisy tetap mempunyai hak asli (former condition) mereka harus saling tanggung menanggung membayar dan menerima uang tebusan darah (diyat) diantara mereka (karena suatu pembunuhan) dengan cara yang baik dan adil diantara mereka. Tegaknya hukum dan keadilan merupakan kunci utama mewujudkan kualitas kehidupan berbangsa-bernegara yang ideal. Piagam madinah ini memberi inspirasi pentingnya pemberlakuan hukum yang setimpal (qishash), atas semua kejahatan dan pembunuhan yang dilakukan oleh setiap manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun