Misalnya, pengelolaan limbah cair dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang seharusnya sudah memenuhi standar COD dan BOD, dalam praktiknya masih sering lolos dari pengawasan karena lemahnya kontrol. Sementara itu, imbasnyanya langsung ke perairan dan tentunya ke masyarakat sekitar. Tanpa integritas dalam implementasi, semua dokumen sertifikasi hanya akan menjadi berkas mati.
Bagaimana Menyeimbangkan Kemakmuran dan Kelestarian?
Menurut saya, solusi dilema ini bukan memilih salah satu---kemakmuran atau lingkungan---tetapi menemukan titik temu di antara keduanya. Ada beberapa pendekatan yang saya yakini dapat menjembatani dua kepentingan besar ini:
1. Intensifikasi Bukan Ekspansi
Alih-alih membuka lahan baru yang berisiko merusak hutan, industri sawit harus fokus pada peningkatan produktivitas lahan eksisting. Saya telah membuktikan bahwa melalui penggunaan varietas unggul, sistem pemupukan presisi, dan pemeliharaan terpadu, hasil sawit bisa meningkat 20--30% tanpa menambah luasan lahan.
2. Pemulihan Lahan Kritis dan Agroforestri
Beberapa unit kerja yang saya kelola telah mulai mengembangkan sistem agroforestry, yaitu integrasi tanaman kehutanan dengan sawit atau tanaman pangan. Model ini tidak hanya memperbaiki biodiversitas, tapi juga menambah pendapatan petani kecil.
Pemanfaatan lahan buffer zone dan daerah sempadan sungai juga bisa dimaksimalkan untuk reboisasi. Ini bukan semata-mata ketaatan hukum, tetapi juga pelaburan jangka panjang untuk kemapanan iklim mikro di sekitar perkebunan.
3. Edukasi Lingkungan di Internal Perusahaan
Yang saya yakini hingga saat ini, perubahan besar wajib digerakkan dari dalam. Edukasi lingkungan untuk karyawan, pemilik modal, hingga masyarakat mitra sangat penting. Di beberapa lokasi, saya melihat hasil positif ketika perusahaan mengadakan Environmental Awareness Week secara rutin. Saat seluruh tim merasa memiliki tanggung jawab lingkungan, maka budaya kerja akan berubah.
4. Transparansi dan Partisipasi Publik
Keterbukaan informasi menjadi kunci. Saya selalu mendorong agar data operasional kebun, terutama terkait lingkungan dan sosial, dapat diakses oleh publik lokal. Dengan begitu, akan tercipta rasa percaya dan kolaborasi yang lebih kuat antara perusahaan dan masyarakat sekitar.