Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ngantuk Banget Baca Kompasiana

29 September 2025   07:44 Diperbarui: 29 September 2025   18:08 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Engkong ngantuk banget (Foto: pixabay via harianmerapi.com)

Sore yang sejuk. Engkong berbaring di risbang. Scrolling Kompasiana. Nyari tulisan menarik. Yang bikin tambah dungu. Maksudku, setelah baca, diriku jadi merasa dungu. Karena tulisan kompasianer great banget, gitu.

Nah, ada puisi-puisi Ayah Tuah. Yaah, begitu lagi. Bagus banget. Hanya untuk meluluhkan hati para kompasianerwati, usaha Ayah Tuah sampe segitunya. Kira-kira apakah dia pernah nulis puisi cinta untuk mantan pacarnya?

Lupakan puisi Ayah Tuah. Cuma bikin iri berujung sirik.

Wah, ada tulisan Nyai Fatimah. Semprul! Dasar murid gak sopan pada guru. Masa dia nunjukin puisinya yang meraih 40.000-an views delapan tahun lalu. Hanya untuk membuktikan puisi-puisi Ayah Tuah dan Engkong Felix dua tahun lalu yang meraih 20.000-an views itu gak ada apa-apanya. "Aku menang, aku di atas," soraknya.

Kata Ayah Tuah, "Ya, udah. Sekarang Nyai di atas. Aku pasrah di bawah." Astaga! Kata saya juga apah! Ayah Tuah itu imannya gak kuat kalau sudah berurusan dengan Nyai dan yang sespesies.

Aku jengkel banget. Makin fix aja, aku dan Ayah Tuah beda selera. Asal tahu saja, istrinya dan istriku adalah perempuan yang beda banget. Sebab kami berdua kan bukan korban poliandri.

Cari artikel lain, ah. Nyai Fatimah bikin kesel aja. Padahal rata-rata jumlah views puisinya cuma 5.000-an per tahun, sementara views puisi Ayah Tuah dan Engkong Felix rata-rata 10.000-an per tahun. Tapi Nyai mengklaim puisinya menang. Jahat sekali dia.

Eh,  ada artikel Novita Respati. Dia ini ternyata seorang ahli ilmu mantanologi.  Jago tentang cara memilih tempat untuk bikin mantan. Juga jago memainkan cara membina hubungan (pura-pura) baik-baik saja dengan mantan.

Tapi Engkong gak tertariklah. Lha, buat apa tip permantanan gitu. Engkong kan sudah lansia? Gak butuh mantan tapi santan.  

Jujurly, Engkong juga meragukan validitas dan rigiditas teori-teori mantanologi kompasianer ini. Lha, literally dia kan baru punya satu mantan, gondrong pula. Tapi ngomongnya kayak udah punya pengalaman dengan sepuluh mantan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun