Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menguak Kepalsuan Logika: Brigadir J Bukan Lelaki Baik-baik?

7 November 2022   05:15 Diperbarui: 7 November 2022   06:51 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J., FS mengikuti  sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (17/10/2022). (Foto: CNN Indonesia /Andry Novelino)

Saya teringat dua anekdot di atas, dan tentu saja juga Quasimodo, saat mengakses berita peradilan pembunuhan Brigadir J.

Ada upaya pengacara FS dan PC, terdakwa pembunuh,  untuk melabel negatif korban Brigadir J sebagai "bukan lelaki baik".

Saya akan rujuk dua pertanyaan tendensius Sarmauli, pengacara FS dan PC, kepada saksi Reza (adik Brifadir J). [1]  

Pertama, Sarma menanyai Reza tentang gaya hidup Brigadir J. Apakah Reza tahu Brigadir J pernah pergi ke kelab malam bersama ajudan Sambo yang lain seperti Daden dan Richard? 

Kedua, Sarma menanyai Reza tentang wanita mana saja yang dekat dengan Brigadir J, selain Vera. Sarmauli hendak  menyebut nama wanita lain dan menampilkan video Brigadir J dengan wanita tersebut. 

Untungnya, hakim cerdas dan tegas. Hakim mematikan pertanyaan-pertanyaan Sarma. Alasannya simple. Tak ada kaitan dengan perkara yang didakwakan pada FS dan PC.

Mengapa Sarma, pengacara FS dan PC, mengajukan pertanyaan (dan pernyataan) tak relevan semacam itu?

Sarma mau melabel Brigadir J sebagai "bukan lelaki baik-baik". Secara spesifik hendak dikesankan Brigadir J itu "lelaki dugem banyak pacar". 

Tak masalah bagi Sarma kalaupun hakim memotong pertanyaannya. Toh, dia sudah menebar kesan "buruk" itu kepada khalayak. Legal, dari ruang pengadilan.

Maksud pelabelan itu sudah terang. Untuk framing karakter Brigadir J sebagai "bukan lelaki baik-baik". 

Jika karakter Brigadir J "seburuk" itu maka, sejalan dengan pengakuan para terdakwa, menjadi masuk akal kalau dia  melecehkan PC secara seksual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun