Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengamen, Penjaja Pistol, dan Manipulasi Mental Konsumen

22 Maret 2022   23:15 Diperbarui: 23 Maret 2022   06:42 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengamen perempatan (Foto: detik.com)

Apakah mungkin lelaki itu mengajak istrinya yang sedang hamil besar ikut  mengamen di jalanan? Kalau benar begitu, maka frasa "DI RUMAH" harusnya dihilangkan, dong.

Atau mungkin laki pengamen itu sengaja memajang istrinya yang sedang hamil untuk menggugah belas-kasih para pengendara? Wah, keterlaluan kalau begitu.  Sudah istrinya dihamili, dipamerkan pula di tengah jalan. 

Kedua orang pengamen itu tidak mengenakan masker.  Tentu saja. Tak mungkin menyanyi di jalananan pakai masker.  Dan perempuan hamil itu tak mungkin juga bisa pasang wajah memelas jika pakai masker.

Lampu hijau menyala.  Aku melajukan mobil sambil bertanya-tanya dalam hati. "Apakah perempuan pengamen itu sungguh-sungguh hamil? Atau, mungkin, cuma hamil-hamilan?"

Lelaki Penjaja Pistol Penembak Cicak 

Baru saja melewati perempatan, mataku tertumbuk pada seorang lelaki pesepeda di depan mobil. Bukan pesepeda santai, tapi seorang lelaki penjaja.

Barang jajaannya sekali lagi membuat keningku berkerut. Dia tak menjajakan "starling" alias "kopi starbak keliling" tapi pistol. Tepatnya pistol-pistolan kayu.


Pistol-pistol itu dicantolkan pada satu kotak pajang di bagasi sepeda. Di bagian belakang kotak itu tertempel kertas karton dengan tulisan "PISTOL PELURU KARET". Lalu di bagian samping kotak ada lagi ditempel kertas karton dengan tulusan "TEMBAK CICAK".

Mendadak kepalaku pening. Terbayang kepala cicak yang ringkih itu dihajar oleh peluru karet dengan kecepatan tinggi. Remuk. Lalu cicak di di dinding atau plafon jatuh ke lantai. Tewas seketika.

Sadis. Coba kamu bayangkan. Mungkin cicak itu betina yang sedang berburu nyamuk untuk anak-anaknya yang baru menetas. Lalu kamu tembak mati dia saat bekerja cari nafkah. 

Sadis, bukan? Pikirkanlah. Apa bedanya kamu dengan serdadu Rusia yang menembakkan roket ke antrian warga Ukraina yang sedang antri beli roti untuk keluarganya?

Aku tak pernah paham mengapa cicak yang lucu dan sarat manfaat itu harus dianggap sebagai musuh yang menginvasi rumah. Semacam serdadu Rusia yang menginvasi Ukraina. Sehingga diperlukan pemasok senjata pemusnah. Seperti Amerika Serikat memasok senjata untuk serdadu Ukraina?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun