Dalam peta geografi, Gang Sapi itu sebuah noktah kasat mata di peta Jakarta, ibukota Indonesia, negeri yang sedang dilanda gelombang kedua pandemi.
Jakarta bagian dari Indonesia, Gang Sapi bagian dari Jakarta, maka Gang Sapi harusnya bagian dari Indonesia, begitu kaidah silogisma, berlaku di kepala manusia yang punya logika.
Presiden Indonesia memberlakukan darurat pandemi untuk Jawa-Bali, Jakarta bagian dari Jawa-Bali, Gang Sapi bagian dari Jakarta, maka darurat pandemi harusnya berlaku di Gang Sapi, begitu kaidah silogisma, berlaku di kepala manusia yang punya logika.
Perilaku darurat pandemi Jakarta itu kata gubernurnya wajib masker, wajib rajin cuci tangan, wajib jaga jarak, wajib hindari kerumunan, wajib pantang kumpulan, wajib tinggal di rumah, dan rumah ibadah tutup sementara.
Perilaku darurat pandemi di Gang Sapi itu bebas dari masker, takwajib cuci tangan, pantang jaga jarak, wajib partisipasi dalam kerumunan, wajib kumpul-kumpul bergosip-ria, Â wajib keluar rumah hilir-mudik dari ujung ke ujung gang, dan rumah ibadah tetap buka seolah keadaan baik-baik saja.
Ah, Gang Sapi, gangku tercinta, ternyata bukan bagian dari Jakarta, bukan bagian dari Jawa-Bali, maka bukan bagian dari Indonesia, sebab di gang ini takada silogisma darurat pandemi, takada logika pandemi Indonesia, warganya takpercaya pandemi ada.
Tuhan, tolong tunjukkan jalan, aku terjebak di sebuah gang antah-berantah, aku ingin kembali ke negeriku tercinta Indonesia. (eFTe)
Gang Sapi Jakarta, 5 Juli 2021
Â