Dulu, kakek Poltak menyiapkan peti mati untuk dirinya sendiri karena dia ingin memastikan peti mati terbaik untuknya dan tak ingin merepotkan keluarga pada saat ajal menjemputnya.
Terpikir olehku, Rocky Gerung mungkin juga telah menyiapkan KAMI sebagai "peti mati" terbaik untuk dirinya. Â
Barangkali, Rocky Gerung sudah lelah menjadi seorang pengritik otonom, independen, yang kesepian. Â Dia butuh teman, sekalipun itu harus dibayarnya dengan sebuah "kematian".
Pada akhirnya saya hanya bisa katakan, RIP untuk "Rocky Gerung sebagai Kritikus Otonom", Proficiat baginya untuk "kehidupan baru tanpa otentisitas dan identitas" dalam "peti mati" KAMI.
Setragis itukah? Ya, saya kan sudah bilang tadi, kritikus sejati itu menjalankan fungsi "kenabian". Â Saya sudah baca kitab-kitab para Nabi dalam Bibel, dan tak menemukan satu ayat pun yang menyebutkan mereka telah membentuk KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Iman. (*)