Selera "jajanan pasar" ala Poltak itulah, dan jutaan "Poltak-Poltak" lain di negeri ini, yang mendukung kelompok pedagang/pembuat "jajanan pasar" dapat bertahan. Kelompok pedagang/pembuat jajanan pasar itu bukanlah elite kapitalis.
Mereka itu kelompok "pekerja" jika perhadapkan dengan elite majikan kapitalisme. Jika menggunakan istilah sosiologi ekonomi, mereka itu kelompok subsisten, atau paling jauh kelompok komersil.
Lompat ke tahun 2000-an. Poltak harus melayani selera anaknya yang punya definisi operasional beda tentang "jajanan". Bagi kedua anaknya, Tiur dan Rondang, jajanan antara lain adalah burger, pastry, roti, French fries, dan pizza. Itu semua item "jajanan kapitalisme".
Sebenarnya Poltak sudah mencoba memperkenalkan "jajanan tradisional", produk ekonomi subsistensi atau komersil, yang dijual di pasar-pasar tradisional. Tapi kedua anaknya tidak begitu berselera dengan jenis-jenis jajanan itu. Kebahagiaannya adalah saat menikmati jajanan kapitalis itu.
Begitulah, lewat selera jajanan anak-anaknya yang dibentuk oleh kapitalisme, Poltak harus menguras kantongnya untuk memperkaya perusahaan-perusahaan kapitalis produsen dan pemasar aneka jenis jajanan kapitalisme itu.
Pada saat yang sama, Poltak telah mengkhianati kelompok pedagang/pembuat jajanan pasar tradisional, karena kini uangnya mengalir ke elite kapitalisme. Bukan lagi kepada para pelaku ekonomi subsisten atau komersil kecil-kecilan itu.
Begitulah cara Poltak berkolaborasi dengan elit kapitalisme untuk membunuh ekonomi kerakyatan. Tanpa disadarinya untuk waktu yang terlalu lama.
Lompat lagi ke tahun 2020, tepat ke masa pandemi Covid. Mengikuti protokol pengendalian Covid-19, Poltak sekeluarga patuh "di rumah aja."Â
Praktis Poltak sekeluarga juga kesulitan mengakses jajanan kapitalis, karena restoran atau outletnya sempat diliburkan. Juga ada kecemasan bahwa jajanan kapitalis itu akan membawa serta Covid-19 ke dalam rumah jika dipesan lewat jasa ojek online.
Tapi "di rumah aja" tanpa jajanan adalah derita "sudah jatuh ketimpa tangga pula". Harus ada solusi. Isteri Poltak mulai kreatif menonton Youtube masak-memasak, termasuk konsten membuat sendiri kue-kue jajan pasar.
Yakin pasti bisa membuat jajanan pasar, Poltak dan isterinya membeli aneka bahan membuat kue-kue tradisional di pasar dan atu minimart/mart. Tepung, gula, mentega, pengembang, perisa, pewarna, telur, keju, dan lain-lain disiapkan.