Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kata Orang Batak, Manusia Pertama Bukan Adam dan Hawa

28 April 2020   15:29 Diperbarui: 29 April 2020   05:03 1517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Sianjurmulamula di kaki Gunung Pusukbuhit, tempat kelahiran manusia pertama menurut mitologi Batak Toba (Foto: pesona.travel)

Pembangkangan Deakparujar itulah awal kisah penciptaan bumi manusia, Banua Tonga. Benua Tengah yang berada di antara Benua Atas (jagad dewata) dan Benua Bawah (jagad kegelapan).

Tak sudi diperisteri Raja Odapodap, dewa "buruk rupa", Deakparujar, dewi "elok rupa" melarikan diri dari Benua Atas. 

Deakparujar melemparkan turak, gulungan benang tenun, menembus Benua Atas ke bawah.  Dia lalu turun bergelantungan pada utas benang itu, jauh ke bawah, ke dunia gulita.

Ketika kakinya menyentuh turak, sadarlah dia sedang diombang-ambing ombak lautan, sambil bergelantungan pada seutas benang. 

Hamparan lautan gelap itu adalah perbatasan Benua Atas dan Benua Bawah.

Takut akan kegelapan, Deakparujar memohon pada Mulajadi Nabolon agar diberi terang. Maka jadilah terang. 

Deakparujar kini busa melihat sekeliling. Ternyata tidak ada tempat berpijak baginya, kecuali batang turak.  

Agar punya tempat berpijak, Deakparujar meminta sekepal tanah kepada Mulajadi Nabolon.  Dewata Agung ini lalu mengirimkan sekepal tanah dan tongkat sakti bernama Sipituulu Sisiatanduk (Berkepala Tujuh Bertanduk Sembilan) untuk pijakan Deangparujar.  

Deakparujar menancapkan tongkat sakti itu di tengah lautan dan mulai menempa bidang tanah di atasnya. Dia menempa tanah selayaknya menenun kain, keahlian utamanya.

Mulajadi Nabolon mencobai Deakparujar. Raja Padoha, penjaga Benua Bawah, diutus untuk merusak tanah tempaannya, dengan cara menggoyang-goyang tongkat sakti yang menjadi pilarnya sehingga terjadi gempa. Enam kali berulang gempa seperti itu.

Deakparujar tidak menyerah.  Melalui siasat "cinta palsu", dia berhasil memasung Raja Padoha di pangkal  tongkat Sipituulu Sisiatanduk.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun