Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah Jenis Kematian yang Diidamkan Orang Batak

16 Maret 2019   11:44 Diperbarui: 4 Juli 2021   04:57 3842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi Adat Batak jelang pemakaman| Sumber: Tribun Pekanbaru/Hendri

Nenek Poltak gagal meraih status kematiam saur matua mauli bulung. Karena dua orang anaknya, seorang menantunya, dan seorang cucunya sudah lebih dulu pergi menghadap Tuhan.

Karena saur matua bulung, artinya meninggal dengan kualitas capaian hamoraon-hagabeon-hasangapon, maka pada upacara adat kematian Nenek Poltak dihelatlah Gondang Batak. Kematian semacam itu memang sepantasnya ditortorhon, ditarikan, dirayakan dengan kegembiraan. Mesti disyukuri, pantang ditangisi.

Berhubung sebagian hula-hula Nenek Poltak adalah penganut Pentakosta yang mengharamkan musik gondang, agar mereka bisa ikut manortor, maka perangkat gondang diganti dengan perangkat musik tiup modern (terompet dan trombon). Maka manortor-lah semua pelayat menghantar Nenek Poltak saur matua bulung ke peristirahatan terakhir.
***
Begitulah. Budaya Batak merumuskan cara kematian paling agung bagi pemangkunya. Orang Batak berencana dan berikhtiar untuk mencapai taraf kematian paling agung itu. Tuhan, pemilik hidup, pada akhirnya menentukan cara orang Batak itu mati.

Maka, tentang kematian itu, hanya ada satu kalimat: "Seindah-indahnya rencana manusia, lebih indah adalah rencana Tuhan."

Demikianlah khotbah dari tengah sawah. Dari saya, Felix Tani, petani mardijker, dengan segala maaf kepada Chairil Anwar, karena "aku (tidak) ingin hidup seribu tahun lagi".***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun