Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Ketika Sandiaga Terserap "Menjadi Emak-emak"

13 September 2018   09:06 Diperbarui: 15 September 2018   12:53 3423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Regional Kompas)

Disebut going native apabila "orang luar" itu karena keterlibatan yang terlalu jauh dan mendalam (disebut over-rapport) malah mengidentifikasi dirinya sebagai "orang dalam" atau "salah seorang dari warga komunitas", dan lupa status dan perannya sebagai "orang luar" yang mengamati, atau sedang menggali informasi.

Akibatnya, ketika "orang luar" yang telah going native menjadi "orang dalam" itu berbicara kepada khalayak, maka dia berbicara secara subyektif sebagai "orang dalam" dengan emosi dan bahasa "orang dalam" juga.

Padahal, sebagai "orang luar", seharusnya dia bicara obyektif (sebagai hasil inter-subyektivitas), mengungkap fakta dengan bahasa yang "logis", bukan yang "hiperbolis".

Kebalikan going native adalah entnosentrisme, menilai sesuatu menurut acuan nilai, sudut pandang, dan pengalaman sendiri atau kelompok (primordial) sendiri.

Ini terjadi karena masalah under-rapport, sangat kurang terlibat pada persoalan yang diamati atau dikomentarinya.

Misalnya, ketika Jokowi memilih Maruf Amin sebagai cawapres, sejumlah orang (oposan) langsung bilang, "Ulama mana ngerti ekonomi".

Ini etnosentris, karena menurut sudut pandangnya ulama itu ya ngurusin soal surgawi.

Nah, agaknya masalah going native akibat over-rapport tadilah yang menimpa Sandiaga.

Jika disimak pemberitaan di ragam media, juga foto-fotonya, maka ada indikasi Sandiaga terjerumus ke dalam masalah going native di kalangan emak-emak.

Sandiaga terindikasi sangat menikmati berada di dalam kerubutan emak-emak yang menceritakan keluh-kesahnya sekaligus riuh minta selfie dan wefie. 

Ada lelaki milenial ganteng masuk ke tengah kumpulan emak-emak, sudah pasti itu semacam "rezeki" yang pantang untuk ditolak. Menjadi kesempatan bagi emak-emak untuk menumpahkah keluh-kesahnya yang mungkin gak pernah dipedulikan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun