Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cintailah Kampret dan Cebong

20 Juli 2018   15:50 Diperbarui: 20 Juli 2018   16:02 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyebutan kata "kampret" dan "(ke)cebong" yang ramai di medsos rupanya sudah bemuatan "kebencian" yang  berpotensi membelah dua masyarakat.  

Pendukung Prabowo di belahan "kampret" dan pendukung Jokowi di belahan "cebong". Antara keduanya ada predisposisi saling-benci.

Karena itu, demi keutuhan bangsa, sejumlah tokoh politik, agama, dan aktivis sosial merasa perlu menghimbau agar  masyarakat "berhenti menggunakan kata-kata kampret dan cebong".

Himbauan itu menurut saya tepat, untuk menghindari terjadinya polarisasi sosial yang bisa berujung pada konflik horisontal.

Tapi saya tidak akan membahas soal potensi polarisasi dan konflik sosial di sini.  

Saya hanya ingin melakukan pembelaan kepada masyarakat kampret dan cebong sejati.  Karena nama mereka telah digunakan sejumlah manusia Indonesia sebagai kata ujaran bermuatan benci.  

Itu penistaan berat terhadap para kampret (anak kelelawar) dan cebong (anak  Sebab kenapa pula membawa-bawa nama mereka ke kancah perseteruan bermuatan benci antara  dua kubu pendukung capres? Apa salahnya menjadi kampret dan cebong?

Hendak saya serukan di sini, cintailah kampret dan cebong sebagai bagian dari ekosistem kehidupan kita. Tanpa kampret dan cebong, ekosistem kita tidak lengkap.

Kampret

Kita harus mencintai kampret, atau kelelawar, karena satu-satunya mammalia terbang ini telah menyantap ribuan ekor nyamuk per jam per ekornya. Jika tidak maka manusia mungkin harus berperang dengan lebih banyak nyamuk, untuk mencegah penyebaran penyakit malaria dan demam berdarah.

Memang ada jenis kampret yang gemar makan buah-buahan di kebun petani.  Tapi mereka biasanya menjadi hama kebun yang serius karena kerusakan habitatnya di hutan. Manusia menebang hutan seenaknya dan menghilangkan pohon buah-buahan hutan yang menjadi makanan kampret.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun