Mohon tunggu...
M. Taufiq Hidayat
M. Taufiq Hidayat Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menulis dan Mengabadikan Sejarah Hari Ini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Polisi Pendakwah Sang Pelopor Kebaikan

21 April 2020   08:04 Diperbarui: 29 April 2020   22:14 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelopor  Kebaikan. Image Source: Brigpol Hilal

Beliau adalah finalis da’i Muda MNC TV tahun 2014, da’i Muda AKSI Indosiar tahun 2015, juga merupakan da’i Kamtibmas Polda Sulawesi Selatan, hatinya selalu tergerak untuk melakukan kegiatan sosial, terbukti dengan keaktifan beliau sebagai penggagas Komunitas Peduli Anak Yatim dan Masjid juga merupakan pembina organisasi kepemudaan dan dakwah Man Jadda Wajada Makassar.

Beliau selalu mendedikasikan dirinya dalam kegiatan kepedulian terhadap sesama. Sekecil apapun peluang kebaikan berbagi pasti selalu diusahakannya. karena baginya menebar kebaikan akan selalu mendatangkan manfaat bagi diri pribadi maupun orang lain.

“Kita merupakan makhluk sosial, butuh dan dibutuhkan orang lain,” itulah kata-kata yang disampaikan langsung oleh Da’i Brigpol Hilal sewaktu mengobrol bersama beliau di Hotel Dalton Makassar pada 18 April 2020. Polisi yang gemar berdakwah, semangat dalam menebar kebaikan ini hatinya telah ‘tertambat’ pada panti asuhan. Setiap bulannya beliau rutin mengunjungi panti asuhan sebab menurutnya dalam diri anak yatim tersebut terdapat harapan masa depan mereka sehingga kita perlu memotivasinya di tengah kehidupan tanpa kasih sayang orang tua.

Dalam obrolan kami, beliau menceritakan hal-hal yang tidak dapat beliau lupakan saat menebar kebaikan.  Ketika beliau memberikan sesuatu entah itu sembako atau berupa uang, orang yang menerima spontan menangis sambil mendoakan serta mengucapkan terima kasih. Itu menandakan bahwa apa yang beliau berikan betul-betul bermanfaat dan sangat dibutuhkan oleh orang tersebut. Ihwal tersebut merupakan kebahagiaan tersendiri bagi beliau.

Kebahagiaan lain yang diutarakan beliau disaat menebar kebaikan berbagi adalah saat datang untuk kesekian kalinya. Ketika datang ke panti asuhan atau fakir miskin yang bisa dikatakan “langganan” tiap bulan kesana. Beliau memang sangatlah rutin berkunjung ke panti asuhan dan tetap bertanggung jawab pada tugas utamanya sebagai seorang polisi. Polisi yang bertugas di Dit Binmas Polda Sul-Sel ini  selalu dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk kepentingan sosial dan tetap berprestasi di kepolisian.

Hilal berbagi di Panti Asuhan (Foto:Brigpol Hilal)
Hilal berbagi di Panti Asuhan (Foto:Brigpol Hilal)

“Sebelum turun dari mobil, mobil saya sudah dikerumuni oleh anak-anak panti atau orang yang telah kita bantu, artinya apa, mereka merindukan kita.  Jangan hanya sekadar memberi dan selesai begitu saja, tetapi bagaimana orang-orang yang telah kita bantu tersebut merindukan kehadiran kita.

“Kedatangan kita bukan lagi diharapkan dengan membawa materi tetapi dengan kehadiran kita saja, mampu memberikan kebahagiaan kepada orang-orang yang kita telah bantu.” Ungkap beliau dengan antusias menceritakan pengalamannya saat berdonasi.

“Bagaimana sih untuk tetap semangat dan istiqomah dalam berbuat kebaikan?” tanya saya penasaran, beliau menjawab “Perbaiki niat berbagi hanya untuk Allah semata, tentu syaitan akan senantiasa mengganggu karena dalam melakukan kebaikan itu akan selalu ada ujiannya, tentu akan diganggu masalah niat kita, buat apa kita banyak bantuan sering memberi kalau tidak ikhlas niat kita, hanya ingin dipuji, niat kita hanya ingin dibanggakan tentu itu sesuatu yang sia-sia. Jadi tantangannya adalah kita harus terus memperbarui niat kita pada saat membantu.”

Pada zaman modern ini, mengerjakan kebaikan sudah sangatlah dimudahkan secara tidak langsung meraih pahala pun telah dimudahkan, bukan? Apalagi alasan untuk tidak berbuat kebaikan. Telah begitu banyak situs web yang dimanfaatkan untuk bersedekah, memberikan donasi terbaik kita kepada yang membutuhkan, zakat dll. Salah satunya adalah Dompet dhuafa yang telah terpercaya dengan berbagai macam ikhtiar kegiatan dalam mengentaskan kemiskinan.

Kebaikan sekecil apapun yang kita berikan akan bernilai besar bagi mereka yang membutuhkan

Sekali lagi saya tegaskan bahwa kita adalah makhluk sosial, klise kan? Tapi perlu kita maknai lebih dalam lagi arti dari kata-kata tersebut. Analogikan saja seperti kedua tangan kita, disaat tangan kita yang ‘kanan’ gatal pasti tangan ‘kiri’ yang menggaruknya bukan? Begitupun sebaliknya. Tidak mungkin salah satu tangan menggaruk sendiri, dia sangat memerlukan pertolongan tangan sebelahnya untuk menggarukkannya.

Kita ini butuh dan membutuhkan orang lain. Sekecil apapun kebaikan yang bisa kita berikan maka berikanlah. Saya pernah ikut Private Class “Pola Pertolongan Allah”, disitu saya diajarkan jika Allah memperlihatkan peluang kebaikan sekecil apapun itu maka bantulah dengan apa yang kita miliki saat itu, karena apapun yang kita berikan Allah ganti dengan kasih sayangnya, rasa cinta darinya. Jika kita sudah mendapatkan cinta dari Sang pemilik kekuasaan di alam semesta ini, apa lagi yang kamu khawatirkan kita udah di jamin.

Bayangkan saja bila kita dijamin oleh Presiden, maka apa lagi yang ditakutkan. Itu baru jaminan manusia, bagaimana dengan jaminan Tuhanmu?  

Pernahkah di saat sedang berkendara, melihat seorang Ibu yang memungut sampah di jalan. Adakah terbesit di dalam hatimu untuk mendoakannya semoga Allah selalu jaga Ibu itu, Allah luaskan rezekinya sehatkan raganya. Bukankah kita percaya Allah Maha Melihat segala isi hati, kita sangat ingin memberi tapi saat itu tak bisa memberi apapun maka janganlah remehkan “kekuatan doa” itu adalah salah satu contoh terkecil untuk melakukan kebaikan tapi bernilai besar dan istimewa dihadapan Allah.

Tahukah teman-teman saat kita mendoakan mereka apapun itu, malaikat akan menjawab “bagimu juga”. Setiap doa yang kita berikan kepada orang lain itu akan kembali kepada diri kita.

Bukan tentang seberapa banyak jumlah “angka” yang dapat kita berikan tapi seberapa jauhkah itu semua bisa mendekatkan kita kepada pemilik harta tersebut. Keberkahannya yang kita cari, ternikmati di dunia, berbalas di akhirat.

Terlebih lagi pada masa pandemi Covid-19, peluang meraih pahala darinya dengan memberi donasi terbaik yang kita miliki. Saya tahu kita sedang berjaga jarak atau Physical distancing. Kita diperintah untuk menjaga jarak dengan manusia bukan berjaga jarak dengan kemanusiaan.

“Bagi seorang pegawai atau siapapun yang bekerja tantangan saat berbuat kebaikan itu adalah saat akhir bulan, hati akan sangat bergejolak ketika kita juga sangat butuh tapi kita juga ingin melakukan kebaikan, hal itu menjadi tantangan terberat.

“Menebar kebaikan disaat lagi butuh-butuhnya, maka itulah tingkat teratas jiwa seorang yang  menyerahkan segala hidupnya hanya untuk bermanfaat untuk orang lain. Ketika dia mampu mengabaikan kepentingan pribadi-nya untuk kepentingan kebaikan orang lain.

"Selalu berusaha untuk mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan yang dalam bahasa ekonomi disebut 'kebutuhan sekunder' kita. Terdapat kebutuhan yang sebenarnya dapat kita pangkas dan kita kelola untuk menjadi 'kebutuhan primer' orang lain yang lebih membutuhkan. Kita harus bisa menyadari jikalau kita berada di posisi mereka. Kita bukan orang yang punya tapi kita merasakan bagaimana rasanya kalau tidak punya." ungkap Brigpol Hilal.

Berbagi kepada yang membutuhkan (Foto:Brigpol Hilal)
Berbagi kepada yang membutuhkan (Foto:Brigpol Hilal)

Bukankah kita sering dengar kalimat ini “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya?”-- (HR. Ahmad) --

Sampaikanlah makrifat walau hanya seayat

Harus kita sadari apa yang kita miliki ini adalah titipan Tuhan buat kita yang suatu hari nanti harus kita kembalikan. Harta yang sesungguhnya kita miliki adalah yang kita keluarkan untuk kebaikan. Ingatlah apa yang kita tanam itulah yang akan tuai. Jika kita menanam kebaikan pastinya kebaikan yang kembali, jika kita tanam keburukan, maka keburukan yang juga akan kembali.

Yuk sebarkan kebermanfaatan bagi orang lain, hidup jangan hanya sekadar hidup kata Buya hamka. Jadikan kehadiran kita diri kita selalu dapat dirindukan karena kebaikan kita dan menjadi solusi dalam setiap permasalahan orang-orang disekitar kita.  

Tetap istiqomah dalam menebar kebaikan untuk sesama dan menjadi generasi Rahmatan lil alaamin Rahmat bagi seluruh alam semesta.

--

21 April 2020

Lomba blog Dompet Dhuafa. (Foto: Dompet Dhuafa)
Lomba blog Dompet Dhuafa. (Foto: Dompet Dhuafa)

*Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun