Mohon tunggu...
Humaniora Artikel Utama

Bertemu 'Perfect Stranger' Saat Traveling, Apa Untungnya?

16 Maret 2017   10:46 Diperbarui: 16 Maret 2017   22:00 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Willie, mantan jurnalis Natgeo yang bertemu di Bali | dokumen pribadi

Perfect stranger tidak harus sesama wisatawan. Mereka bisa berprofesi sebagai tukang ojek, penjual makanan, pemandu wisata lokal, warga setempat, dll.

Selain bisa membuat perjalanan kita lebih mengasyikan, banyak manfaat lain yang bisa kita dapatkan dari seorang perfect stranger. Kita bisa saling bertukar pengalaman berwisata, budaya, cendera mata, hobi, bahkan peluang usaha. Mungkin saja sang perfect stranger bisa menuntun kita ke suatu tempat  yang mengesankan/hidden paradise yang tidak ada dalam daftar perjalanan kita. Semakin menyenangkan bukan?

Namun tentunya kita juga harus berhati-hati dalam menjalin pertemanan, kita tidak mau perfect stranger malah berbalik menjadi mood breakeryang merusak perjalanan wisata kita. Jika kita tidak terbiasa berhubungan dengan orang asing, maka jangan paksakan. Buat diri kita senyaman mungkin dalam berwisata.

Kata kuncinya adalah always be kind to others, wherever you are, whenever you are. Treat people the way you wanna be treated. Selamat menemukan perfect stranger kalian taravelers!

Berikut foto-foto my perfect strangers

Willie, mantan jurnalis Natgeo yang bertemu di Bali | dokumen pribadi
Willie, mantan jurnalis Natgeo yang bertemu di Bali | dokumen pribadi

Ketemu Sven asal Belanda dan Tawriq asal Inggris. Sven akhirnya mampir Ke Jakarta sebelum kembali ke Belanda. | dokumen pribadi
Ketemu Sven asal Belanda dan Tawriq asal Inggris. Sven akhirnya mampir Ke Jakarta sebelum kembali ke Belanda. | dokumen pribadi
Oleh: Muhammad Syarif

Traveler

sekaligus PR Specialist di Pusat Transformasi Kebijakan Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun