Mohon tunggu...
Feby Maruna
Feby Maruna Mohon Tunggu... penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

MBG Jadi Penopang Hidup Warga Tangsel, Ibu Hamil Harap Program Terus Berjalan

4 Oktober 2025   17:38 Diperbarui: 4 Oktober 2025   17:38 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto bukan hanya memberikan gizi seimbang bagi anak-anak sekolah, tetapi juga menjadi penopang hidup bagi ribuan keluarga. Hal ini dialami oleh Maria Sudilaksana Mega (42), seorang ibu tunggal di Tangerang Selatan, Banten, yang kini sedang hamil enam bulan. "Sedih, lah, saya. Saya enggak tahu mau kerja di mana lagi untuk menghidupi anak-anak saya. Mana saya baru saja berpisah dengan suami saya tujuh bulan lalu dan baru tahu kalau ternyata saya hamil," ungkap Mega. Program MBG memberinya kesempatan bekerja di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sekaligus menopang kebutuhan keluarga.
Sebagai relawan dapur MBG, Mega bertugas sebagai juru racik bersama 46 orang lainnya di dapur MBG Tangerang Selatan yang setiap hari memproduksi 3.300 porsi makanan bergizi untuk anak sekolah. Pekerjaan ini tidak hanya memberinya penghasilan untuk menyekolahkan anak-anaknya, tetapi juga kebanggaan karena bisa berkontribusi langsung dalam menyediakan makanan sehat bagi generasi muda. "Alhamdulillah, saya bisa menyekolahkan anak saya dan juga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya. Data Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan ribuan dapur MBG di seluruh Indonesia kini membuka peluang kerja baru bagi masyarakat, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.

Kebijakan pengelola dapur MBG yang tetap memberi ruang kerja bagi Mega meski sedang hamil, menjadi bukti bahwa program ini berpihak pada perempuan dan kelompok rentan. "Pas saya hamil, saya selalu masuk shift siang (13.00--21.00 WIB)," ujarnya. Hal ini sejalan dengan tujuan MBG untuk tidak hanya meningkatkan kualitas gizi anak-anak, tetapi juga memberikan kesejahteraan sosial dan dukungan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga kurang mampu di berbagai daerah.

Bagi Mega, MBG adalah penyelamat hidup. Ia menolak wacana penghentian sementara program ini karena manfaatnya yang sangat besar. Bahkan, ia selalu menekankan kepada anak-anaknya untuk menghargai setiap makanan dari MBG. "Saya bilang, tolong hargai ibumu dan orang-orang yang sudah masakin kamu. Mereka bekerja dari jam satu malam. Jadi habiskan makanannya. Kalau ada yang enggak suka, bawa pulang. Jangan pernah sia-siakan makanan," pesannya. Sikap ini mencerminkan nilai penting MBG dalam membangun kesadaran generasi muda agar tidak menyia-nyiakan pangan.

Kisah Mega di Tangerang Selatan membuktikan bahwa MBG bukan hanya program gizi, tetapi juga program sosial-ekonomi yang mampu menyelamatkan kehidupan keluarga rentan. Dengan manfaat yang menyentuh langsung masyarakat, harapan besar agar program ini terus berjalan semakin kuat. MBG adalah bukti nyata hadirnya negara untuk rakyat, demi generasi sehat dan sejahtera.

#MBGPenopangHidup #PrabowoUntukRakyat #GiziAnakSehat #MBGIndonesiaMaju #CeritaDariDapurMBG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun