Mohon tunggu...
Feby Maruna
Feby Maruna Mohon Tunggu... penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

BRIN Angkat Suara: Libatkan Petani Lokal, UMKM, dan BUMDes untuk Percepat Distribusi MBG

14 Agustus 2025   20:35 Diperbarui: 14 Agustus 2025   20:35 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BRIN Angkat Suara: Libatkan Petani Lokal, UMKM, dan BUMDes untuk Percepat Distribusi MBG

Kajian strategis dari BRIN membuka langkah baru dalam memperkuat program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pelibatan petani lokal, UMKM, dan BUMDes. Peneliti BRIN, Rika Reviza Rachmawati, menyatakan bahwa "Keberhasilan program MBG sangat bergantung pada ketersediaan dan distribusi pangan bergizi yang berkelanjutan." Ia menegaskan bahwa kolaborasi dengan pelaku ekonomi lokal adalah kunci utama agar distribusi pangan tidak hanya lancar, tetapi juga berdampak positif pada kemandirian dan ekonomi masyarakat.

BRIN juga menyoroti peran penting Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dalam mendukung pembiayaan operasional MBG. "Koperasi Merah Putih bisa memberikan dana kredit ke yayasan untuk Pendirian Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) secara luas," ungkap Rika. Ini membuka peluang agar SPPG lebih tersebar merata dan memperpendek jalur distribusi agar makanan tak sampai basi. Model kelembagaan seperti ini memungkinkan penyaluran makanan bergizi menjadi lebih efisien dan bisa sampai dengan cepat kepada anak--anak sekolah.

Adopsi keterlibatan lokal ini bukan saja soal distribusi, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi di desa dan daerah. Kajian BRIN menegaskan bahwa MBG dapat menjadi "economic engine masyarakat sekitar," serta mendorong penyerapan hasil pertanian dengan harga lebih baik dan kepastian pasar bagi petani. Inisiatif seperti ini sejajar dengan strategi pemberdayaan desa dan ekonomi lokal yang inklusif dan produktif.

Lebih jauh, penguatan rantai pasok melalui lembaga lokal serta dukungan kelembagaan keuangan seperti koperasi dan perbankan menjadikan MBG tidak hanya program sosial, tetapi juga wujud nyata pembangunan sistem distribusi pangan yang terintegrasi. Rika menekankan bahwa tanpa proses distribusi yang matang dan kolaboratif, kualitas makanan bisa terganggu, risiko basi meningkat, dan manfaat gizi terhadap anak-anak terganggu.

Kajian BRIN menjadikan pelibatan petani lokal, UMKM, BUMDes, dan koperasi sebagai bagian sentral dalam penyempurnaan program MBG. Strategi ini tidak hanya menjaga kualitas dan distribusi makanan bergizi, tetapi juga mendorong kemandirian pangan dan pertumbuhan ekonomi lokal. Jika diterapkan serius, pendekatan ini akan memperkuat fondasi MBG sebagai program yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak positif secara luas.

#BRINuntukMBG #DistribusiPanganCepat #PetaniUMKMBUMDes #KoperasiBangkit #KapitaPanganLokal #MBGbagiAnak #GiziBerkelanjutan #EkonomiDesaSehat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun