Profil Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi yaitu:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,dan berakhlak mulia
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bergotong royong
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif
Keenam dimensi diatas memiliki tujuan yang sangat  jelas pada masing-masing  pointnya.  Saya sangat tertarik untuk membahas dimensi yang ke-lima yaitu bernalar kritis. Seperti yang saya kutip di laman pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id .
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterikatan antara berbagai informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah :
(a) memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
(b) menganalisis dan mengevaluasi penalaran
(c) merefleksikan pemikiran dan proses berpikir
(d) mengambil keputusanÂ
Dari informasi diatas, saya mencoba untuk berargumen bahwa pelajar dibekali dari sejak dini, sikap yang terbuka yaitu menerima informasi atau gagasan  dari berbagai sumber atau dari berbagai pendapat lalu mengolahnya dengan cara menganalisis secara matang kedalam pikirannya kemudian naik level dengan cara mengevaluasi informasi-informasi dan gagasan-gagasan tersebut. Dan  para pelajar bisa  merefleksikannya saat berada dalam proses berpikir sampai meruncing ketahap tertinggi yaitu tahap membuat keputusaan.
Diharapkan, kedepannya pelajar profil pancasila untuk selektif dalam menerima informasi  maupun gagasan, apalagi jika dari informasi dan gagasan tersebut akan digunakan untuk membuat kebijakkan-kebijakan yang menyangkut kepentingan khalayak orang banyak.
Berpikiran kritis bisa juga saya maknai sebagai suatu cara untuk menaikkan level kecerdasaan pelajar agar dia terhindar dari berita hoax dan gampang percaya tanpa pikir panjang lagi untuk menyebarkan berita bohong tersebut. Â Berpikiran kritis adalah tidak terburu-buru menjadi 'ekor' atas ide orang lain padahal dia sendiri memiliki'kemampuan' untuk meng-grow diri sendiri. Atau menelan mentah-mentah informasi dan gagasan tanpa proses-proses diatas.Â
Nah, jika Pelajar  mampu berpikiran kritis agar  visi dan tujuan Pelajar Profil Pancasila bisa tercapai. Bagaimana dengan guru ? Apakah guru boleh berpikiran kritis ? Atau jangan-jangan guru yang berpikiran kritis bisa jadi dianggap sebagai 'pembangkang' ?