Mohon tunggu...
Agung Nugroho
Agung Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman IPB

Wonogiri, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merancang Pertanian 2030

11 Agustus 2020   20:56 Diperbarui: 11 Agustus 2020   21:04 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Konservasi dan Efisiensi Air

Indonesia diberkahi air yang melimpah pada saat musim hujan. Tetapi pada saat musim kemarau dapat menyulitkan aktivitas untuk bertani. Maka perlu bijaksana untuk mengelola air yang telah diberikan pada saat musim penghujan dan mengefisienkan penggunaan air pada masa kemarau karena isu krisis air merupakan salah satu isu penting di masa depan. Ketersediaan air tawar dan air bersih di masa depan akan berkurang sangat tajam.

Konservasi air adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah dan mengatur waktu aliran air agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim hujan (Arsyad 2012). 

Prinsip teknik konservasi air adalah pemanfaatan air yang jatuh ke permukaan tanah secara efisien dengan mengatur waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir dan mampu menyediakan air pada waktu musim kemarau. Konservasi air dapat dilakukan dengan meningkatkan pemanfaatan air permukaan, air tanah dan meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi. Prinsip konservasi air tergantung pada pengendalian kelebihan air yang mengalir di atas permukaan tanah (Arsyad 2012).

Salah satu cara untuk konservasi air yang mudah dilakukan adalah sistem rorak. Menurut Surdianto (2012), rorak adalah tempat untuk menampung dan meresapkan air yang dibuat bidang olah atau memperbesar resapan air ke dalam tanah dan menampung tanah tererosi. Rorak juga dapat mengurangi energi aliran sehingga dapat juga mengurangi tingkat erosi. 

Air pada rorak hanya boleh tergenang beberapa saat dan harus segera meresap. Rorak umum dipakai untuk pertanaman perkebunan sebagai pengampung air dan lipasan unsur hara sehingga dapat diserap oleh tanaman kembali. Cara lain untuk mengkonservasi air adalah pembangunan water pocket (sumur resapan) untuk pemanenan air lipasan.   

Sedangkan untuk pertanian salah satu cara untuk mengefisienkan penggunaan air pada saat musim kemarau adalah aplikasi irigasi tetes. Hasil studi Departemen Pekerjaan Umum (1994) menyatakan bahwa penerapan irigasi tetes di masa mendatang merupakan salah satu alternatif untuk peningkatan efisiensi pemakaian air irigasi. Sistem irigasi tetes mempunyai prospek untuk dikembangkan di beberapa wilayah yang tidak terjangkau atau beberapa wilayah dengan keterbatasan sumber air.

Sistem irigasi tetes merupakan cara pemberian air secara langsung, baik pada permukaan tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan sinambung dan perlahan pada tanah di dekat pertanaman (Schwab et al. 1981) Efisiensi irigasi tetes lebih tinggi dibandingkan sistem irigasi lainnya, karena sistem irigasi tetes hanay memberikan air pada daerah perakaran tanaman dan dilakukan dengan kecepatan lambat, sehingga mengurangi kehilangan air irigasi. 

Sistem irigasi tetes memberikan manfaat untuk bisa bercocok tanam dengan kondisi minim air.  Sistem ini dipakai di daerah tanah Karst Gunung Kidul untuk menanam semangka dan kangkung (Widayanti 2003). Konservasi dan efisiensi air penting dilakukan mengingat bukan hanya tanaman yang menbutuhkan air, Tetragonula juga membutuhkan tersedianya air sepanjang tahun.

Pengandalian hayati dan nabati

Setidak-tidaknya terdapat dua sumber golongan gangguan pada pertanaman oleh makhluk hidup yang seringkali terdapat pada pertanian. Golongan hama dari serangga, golongan penyakit dari cendawan dan bakteri. Strategi pengendalian hama penyakit terpadu (PHT) merupakan aspek utama dalam pertanian berkelajutan berdasarkan prinsip ekologi. Kunci utama dalam pengendalian terpadu adalah monitoring, jika intensitas hama penyakit mendekati ambang batas cara-cara pengendalian hayati-nabati dapat dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun