Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menunggu Mati

9 November 2022   17:33 Diperbarui: 9 November 2022   17:36 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini saya mendapatkan nasehat yang nyata tentang kebaikan yang harus terus diperbuat sepanjang sisa umur yang ada. Kematian seorang tetangga di siang hari kemarin telah menjadi nasehat betapa dekatnya kematian. Sebagai penghormatan terakhir kepada almarhum, hari ini kami para tetangganya melaksanakan sholat jenazah di masjid serta mengantarkan ke pemakaman.

Sesungguhnya kematian adalah sesuatu yang pasti, waktunya tidak bisa kita undurkan atau majukan, dan waktu terjadinya tidak ada seorangpun yang tahu sebelumnya. Karena waktunya tidak ada yang tahu namun pasti terjadinya, kematian seringkali dikatakan sebagai sesuatu yang paling dekat dengan manusia.

Bagi orang yang usianya sudah di atas 40 tahun, siap-siap untuk sering mendengar berita kematian yang menjemput orang tua kita, paman, pakde, orang tua kawan dan kerabat, bahkan kawan sebaya kita sendiri. Tidak ada rumusan pasti yang tua duluan mati sementara yang muda belakangan, bisa saja sebaliknya meskipun secara alami dan statistik lebih banyak kematian menimpa orang yang lebih senior.

Oleh karena itu sesungguhnya orang hidup hanyalah menunggu malaikat maut datang menjemputnya. Namun di sela-sela penantian tersebut, seorang manusia diperintahkan untuk beribadah pada sang Pencipta. Peribadahan manusia pada sang Pencipta dilakukan untuk mencari bekal buat kehidupan setelah kematian di akhirat nanti. Dengan keridhaan Allah SWT, seorang manusia berharap untuk masuk surgaNya kelak.

Kalau kita lihat lagi rutinitas setiap hari selama waktu tunggu kematian, sebenarnya aktivitas seorang manusia adalah terletak di antara waktu sholat lima waktu. Jadi konteks besarnya kehidupan manusia di dunia ini adalah menunggu mati datang menjemput. Dalam konteks menunggu mati, manusia beraktivitas di antara waktu-waktu sholat. Bisa disimpulkan manusia beraktivitas (kerja, main, tidur, dan lainnya) sebagai pengisi kegiatan sambil menunggu waktu sholat tiba.

Kenapa sholat menjadi kegiatan utama dan penanda pembagian waktu berkativitas seorang muslim di dunia? Pertama, sholat adalah tiang agama yang menjadi penopang umat muslim dan sudah ditentukan waktunya. Kedua, dengan rutinitas sholat kita akan memperbaharui syahadat tiap kali melakukan sholat. Barangkali ketika menunggu sholat, kita beraktivitas dan tanpa sengaja melakukan syirik menyekutukan Allah. Dengan sholat kita akan membaca syahadat di duduk tasyahud, memperbaharui "keimanan" kita. Ketiga, sholat akan mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar.

Dengan meletakan sholat sebagai penjaga waktu bagi aktivitas manusia, maka diharapkan seorang manusia bisa menjalankan aktivitas-aktivitas yang baik, bermanfaat dan berpahala. Seorang manusia akan malu berbuat zina, mabuk di siang hari, ketika sorenya dia harus melaksanakan sholat ashar. Demikian juga dengan perbuatan-perbuatan buruk lainnya bisa dicegah dengan rasa malunya ketika seorang manusia sadar dia tetap harus solat setelah berbuat hal-hal buruk tersebut.

Intinya manusia harus tetap berbuat baik dalam konteks menunggu kematiannya datang. Sembari menunggu kematian datang, manusia mempunyai kewajiban menjalankan sholat lima waktu sehari. Sembari menunggu waktu sholat datang, manusia memanfaatkan durasi tersebut untuk menjalankan aktivitas kesehariannya sembari mencari bekal dunia dan akhirat. Waktu kita di dunia tak banyak, sementara kematian sangat dekat, maka tidak ada pilihan lain bagi manusia untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan tidak menjadi orang yang merugi.

Ingatlah firman Allah SWT dalam Al Qur'an surat Al-'Asr ayat 1-3:

"1. Demi masa; 2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian; 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

MRR, Jkt-11/09/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun