Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jagalah Kehormatan Kita

9 April 2018   14:48 Diperbarui: 9 April 2018   14:55 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kehormatan adalah sesuatu yang kita miliki dari lahir. Saatnya kehormatan yang telah direnggut itu kita ambil kembali". Demikian bara perlawanan seorang Raiden untuk menyemangati anak buahnya, anggota pasukan ketujuh. Pasukan ketujuh yang dikomandani oleh Raiden berniat membunuh Gezza Mott, yang dengan licik telah membunuh dan menghancurkan keluarga Lord Bartok, Tuan dari pasukan ketujuh. Pasukan ketujuh adalah pasukan elit yang telah bersumpah setia terhadap Lord Bartok. Cuplikan adegan dan percakapan dalam film Last Knight tersebut menyadarkan kembali akan arti penting kehormatan.

Manusia dilahirkan dalam keadaan suci, merupakan bentuk kesempurnaan ciptaan Allah. Manusia hadir dengan satu misi, menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Oleh karenanya kehormatan adalah sesuatu yang sudah melekat pada diri manusia ketika mereka dilahirkan. Kehormatan inilah yang harus dijaga, jangan sampai kemudian digadaikan, dijual atau dihilangkan.

Seorang manusia menjadi bernilai di antara sesamanya karena kehormatan yang dimilikinya. Apakah seorang pencuri masih mempunyai kehormatan dibandingkan dengan seorang pedagang bakso keliling yang jauh dari culas serta selalu jujur dalam melayani para pembeli. Kehormatan itu untuk dijaga dan dirawat, sepanjang hidup kita di dunia. Kehormatan akan hilang atau terkikis oleh perbuatan kita sendiri, perbuatan yang jauh dari nilai-nilai yang terhormat.

Banyak kisah TKI yang dipenjara karena membunuh majikannya saat melawan sang Majikan ketika akan memperkosanya. Kalau mengutip dan mengikuti kata-kata salah seorang calon hakim agung pada tahun 2013 ketika menjalani fit &proper test di DPR, "Yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati, jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati", maka tentu para TKI tidak perlu membunuh. Ternyata bukan logika ala calon hakim agung tersebut yang dipakai, para TKI tersebut membela diri, membela kehormatannya yang berusaha direnggut oleh orang lain sehingga harus dia jaga mati-matian. Sekali lagi mereka menegaskan akan arti pentingnya kehormatan dalam hidup.

Begitu pula kisah Kusno (44), seorang diffabel yang hanya punya satu kaki, warga Umbulharjo Yogyakarta, tetap gigih berjualan arumanis di kawasan titik nol km Yogyakarta. Tak mau hidup berpangku tangan dari belas kasihan orang lain, Kusno pun menjalani hidupnya sebagai penjual arumanis. Dengan tidak merepotkan orang lain dan hidup mandiri, maka meskipun termasuk golongan orang yang tidak punya namun Kusno masih punya harga diri, kehormatan bagi diri dan keluarganya.

Sungguh banyak orang dengan keadaan dan kehidupan yang sangat jauh tidak lebih baik dari kita berusaha mati-matian untuk menjaga kehormatannya dengan menjadi pribadi yang baik, tidak neko-neko dan menolak menyerah kepada keterbatasan. Namun banyak dari kita yang secara materi dan kedudukan sudah mapan dan memiliki tempat terhormat di masyarkat malah tergelincir dengan melacurkan kehormatan yang dimiliki. 

Mau bukti, lihatlah para koruptor-koruptor negara yang telah dihukum dan dikirim ke penjara. Para koruptor bukan termasuk golongan orang susah, justru merekalah orang yang dulunya punya kekuasaan dan kedudukan terhormat. Namun mereka menggadaikan kehormatannya dengan melakukan penyelewengan uang negara, memperkaya orang lain, menilap, mark-up dan lain-lain.

Manusia hidup akan mati meninggalkan nama, tidak membawa apapun ke alam kubur. Namalah yang akan dikenang oleh orang lain, entah nama baik atau buruk. Hanya orang-orang yang berhasil menjaga kehormatan sampai akhir hayatnya yang akan mewariskan nama baik kelak pada anak dan keluarganya. Mengingat hakikatnya manusia adalah pemimpin, seperti dinyatakan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 30:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"."

maka sesungguhnya pemimpin itu pasti memiliki kehormatan yang telah melekat pada setiap insan ketika terlahir ke dunia ini. Tidak mudah untuk menjaga kehormatan dalam kehidupan yang hingar bingar dan penuh godaan, namun tugas kita untuk tetap menjaga dan memeliharanya. Terjaganya kehormatan dalam diri kita, Insya Allah akan mengantarkan kita menjadi orang-orang yang beruntung.

MRR, Jkt-09/04/2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun