Mohon tunggu...
M. Rio Aldino
M. Rio Aldino Mohon Tunggu... Blogger and Vlogger

Social media and Content Specialist, selengkapnya tentang aktivitas saya di dunia blogging silahkan kunjungi https://www.ninggalinjejak.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penentu Masa Depan Anda Ialah Diri Anda Bukan Orangtua Anda

31 Juli 2017   23:25 Diperbarui: 31 Juli 2017   23:33 3348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kak kalau udah besar mau jadi apa? Gak banyak pikir aku langsung jawab mau jadi Polisi. Nah, mungkin itulah sepengal kalimat yang sering kita tuturkan kala menjawab pertanyaan orang-orang disekitar kita mengenai cita-cita di masa depan, umumnya pertanyaan dan jawaban serupa sering kita jumpai kala berusia anak-anak tepatnya jenjang TK atau sekolah dasar. Sejatinya masa udia dini ialah masa tanpa beban dimana kita bebas berekspresi menjawab semua pertanyaan hanya dengan melihat dan menirukan sesuatu yang menurut kita keren maka kita tertarik untuk menjadi serupa dengan hal keren tersebut. 

Cita-cita ialah sebuah tujuan hidup yang ingin dicapai suatu individu tatkala ia telah dewasa dan menjadikan cita-cita tersebut sebagai jalan hidup untuk memeproleh kebahagiaan. Tidak gampang untuk menentukan sebuah cita-cita, bahkan saya berani bertaruh jika sedikit orang yang mampu bertahan dengan cita-cita nya ketika masih berusia anak-anak bahkan cita-cita seseorang dapat berubah dengan cepat ketika mereka menemukan sesuatu hal yang baru dan menarik untuk dilakukan. 

Lantas sebenarnya bagaimana menentukan cita-cita yang tepat untuk diri kita? Siapa saja yang bertanggung jawab atas pilihan cita-cita kita di masa depan? Jawabanya simple ialah diri anda sendiri, anda yang berhak menentukan dan bertanggung jawab atas pilihan hidup anda. Jika ada pihak lain yang ikut campur atas cita-cita dan pilihan hidup anda maka percayalah jika mereka hanya sekedar pembuka jalan buat anda bukan penentu masa depan anda, sekalipun itu orangtua kita sendiri.

Saya beasumsi jika cita-cita sangat berkaitan erat dengan fashion yang kita geluti dari kita kecil hingga sekarang dewasa bahkan setelah berkeluarga sekalipun, sebagai contoh anda suka main sepakbola dari usia dini dan hobi itu tetap anda geluti dan tekuni hingga anda dewasa hingga anda telah menjadi pemain profesional, itu artinya jika sepakbola yang anda geluti dari kecil tersebut telah menjadi fashion dan cita-cita anda hingga anda dewasa karena dari sepakbola tersebut anda tidak hanya menyalurkan hobi tapi juga meraup rupiah atas apa yang anda tanam sejak kecil. Tapi tak jarang banyak orang yang masih bingung akan masa depan mereka, sulit menentukan tujuan karena minimnya action, hingga bingung dengan kehidupanya sendiri. 

Tekanan dari berbagai pihak terutama orangtua terhadap keinginan anak menjadi salah satu faktor gagalnya anak dalam mengintepretasikan bakat, kemauan, dan cita-cita yang sesuai bagi mereka untuk masa depan mereka. Masih sering terjadi kala orangtua terlalu berambisi memaksakan keinginan mereka terhadap anaknya, seperti anggapan bahwa anak mereka harus jadi dokter, harus jadi angkatan bersenjata, harus jadi PNS padahal sang anak tidak punya kredibilitas dan minat di bidang yang mereka maksud tersebut yang ada itu akan membebani sang anak dan mengakibatkan terjadinya krisis percaya diri dan budaya terima nasib apa adanya terhadap kehidupan anak kedepanya. 

Ketika usia masih dibawah 17 tahun atau belum menerima KTP memang sejatinya seorang individu masih dibawah kendali penuh orangtuanya atau yang mewakili, tapi setelah melampaui usia 17 tahun keatas seorang individu tetap berada pada pengawasan orangtua mereka bahkan hingga mereka sudah berkeluargapun tetap menjadi tanggungjawab orangtua mereka tapi hanya intensitas dan keketatannya saja yang mulai berbeda. 

Setelah memasuki usia produktif tentu pikiran seorang anak akan semakin liar terhadap dunia dan lingkungan tempat mereka hidup, mereka akan mulai mencari-cari yang namanya jati diri, fashion yang sesungguhnya apakah fashion yang mereka geluti sejak dini masih dapat berlaku untuk masa dewasa mereka, itu hanya mereka yang bisa menentukan sepenuhnya.

Sebenarnya ketentuan akan masa depan anda bukan hanya anda saja yang berhak menentukan ada satu pihak yang ketentuanya tidak dapat diganggu gugat, bukan orangtua atau kerabat anda melainkan Tuhanmu. Anda harus sepakat dengan saya jika segala sesuatu yang anda lakukan dan segala unsur di alam semesta ini berkaitan erat dengan kehendak tuhan, anda berperangai positif maka tuhan akan memberikan balasan positif pula begitu juga sebaliknya jika negatif. 

Didalam merealisasikan impian dan cita-cita dibutuhkan riset yang tepat agar tidak salah jalan, dibutuhkan niat dan tekad yang kuat serta dukungan dari orang-orang disekitar anda, ingat dukungan bukan ketentuan dari mereka orang-orang disekitar anda, selanjutnya ialah usaha dan diakhiri dengan do'a berserah diri kepada Tuhan anda. Disini anda akan memainkan proses dialetika anda bersama tuhan anda.

Satu yang terpenting ialah bahwa masa depan anda ialah anda sendiri yang menentukan bukan orangtua anda, mereka hanya sebagai pembuka jalan untuk kita melangkah ke arah yang sewajarnya. Tuhan juga menjadi hakim yang paling tepat atas apa yang telah anda perbuat untuk masa depan anda, jika anda baik maka akan menuai yang baik jika anda buruk maka buruk pula anda dapatkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun