Mohon tunggu...
Abhie Macap
Abhie Macap Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis,Editor

Pecinta fiksi dan fakta

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengejarmu dan Merayu Takdir

3 Juli 2022   21:06 Diperbarui: 3 Juli 2022   21:40 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tulisan ini merupakan luapan rasa cinta,harapan bahkan ratapan kepada takdir. aku coba deskripsikannya menjadi narasi agar semesta pun tahu bahwa ada seorang pecinta konyol yang rela menghabiskan hidupnya untuk seorang wanita di balik tirai misteri.

Mengejarmu Kutemui Luka

untaian kalimat diatas cukup menggambarkan bahwa betapa sulitnya mengejarmu. memilikimu seutuhnya adalah harapanku, meski demikian, aku tak bisa memaksakan kehendak takdir. Sebab, secintanya aku padamu, Takdirmu lah tetap menjadi pemenangnya.

Ratusan hari telah kita lalui bersama, namun, komitmen kita untuk hidup bersama selamanya napaknya menemui jalan terjal.

ya.. Kita adalah dua insan yang berbeda kasta. Aku tahu ini akan menjadi momok bagi semesta, ketika kita memilih melanjutkan kisah. Namun, tenang saja, aku pun tak akan merebutmu tanpa persetujuan takdir.

Benar bahwa aku terluka. Aku terluka dengan harapanku sendiri, aku terluka dengan ekspektasiku yang melangit tanpa menyadari ada kelas diantara kita. Meski dalam relung ada pengharapan,namun aku juga harus merenungi bahwa akan tiba saatnya untuk menemui ratapan.

Sesekali aku memelas di hadapan Takdir, kusertakan namamu juga dan bersujud di Mihrab Nya di malam tanpa bisik, seraya berharap takdir dapat menyatukan kita dengan ketetapan Nya yang hakikih.

Meski demikian, ketetapan Nya ada di luar kendali kita sebagai manusia yang punya keterbatasan. Untuk merebutmu ,Aku sanggup melwan se-isi dunia,namun tidak mungkin melawan takdir.

"Malam ini, aku ditemani secangkir kopi dan alunan musik yang terdengar sendu di kedai kota raja. Sesekali semilir angin malam datang menyapa tubuh. Di malam ini juga aku tak sanggup mendiskripsikan rasa resah dan gelisahku".

Semua masih tentang kamu, seorang wanita yang aku cintai di dunia ini. Jika suatu ketika kita disatukan takdir, semoga saja kita berjodoh. Namun, jika tak berjodoh aku berharap kau bahagia dengan siapa dan dimanapun kau berada.

Kita hanyala korban dari prinsip sosial keluarga, soal cinta, kita adalah pemenangnya. Jika memilikimu seutuhnya harus dibayar dengan luka, maka akan kubayar itu tanpa tawar menawar sedikit pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun