Mohon tunggu...
R Aulia
R Aulia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menjadi Lentera bukan Angin yang selalu meredupkan upaya penerangan anak-anak bangsa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Relawan (Unsoed) Tewas dalam Kerja Sosial

25 Januari 2014   18:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13906503952010038208

Oleh:

M. R. Aulia

Ditulis Sabtu Pagi, 25 Januari 2014 dan diselesaikan pukul 09:39 WIB.

[caption id="attachment_318177" align="aligncenter" width="470" caption="Almh Shinta Ardjahrie, Relawan Kemanusiaan yang gugur dalam tugas, Sumber: http://www.islamicgeo.com"][/caption]

Satu relawan gugur dalam tugas. Dalam perjalanan tugas dan misi kemanusiaan dalam rencana menolong korban banjir di Subang. Ia bersama rombongan Mafaza Sinergi dan @AlazharPeduli berangkat dari Purwakerto menuju Subang. Namun di pertengahan jalan tepatnya di perlintasan Larangan, Brebes (Kamis,23/01/2014), mobil yang ditumpanginya terjun bebas ke sungai. Satu-satunya koban yang tidak bisa diselamatkan adalah @Sinta_Ardjahrie. Kondisinya yang terjepit badan mobil membuat dirinya susah diangkat dan akhirnya malang tidak bisa dielakkan.

Sebelum melakukan perjalanan menuju Subang, ia merasa sedikit ragu. Antara memilih untuk ikut bersama rombongan relawan atau memilih untuk mengikuti perhelatan acara baca puisi. Namun pada akhirnya, dia lebih memilih bergabung dengan rekan-rekannya untuk berangkat menjadi relawan banjir tanggap bencana lintas provinsi. Jawa Tengah menuju Jawa Barat.

Seorang perempuan sangat muda danpenuh dedikasi tinggi. Aktifitas sosialnya yang segudang membuatnya harus sering-sering melakukan banyak kunjungan. Terutama kunjungan ke berbagai daerah yang membutuhkan perannya dalam melakukan kerja sosial dan sebagainya. Terjun langsung ke desa-desa dan melakukan banyak kegiatan. Ia juga dikenal memiliki jiwa yang kritis dan jiwa kepemimpinan yang hebat.

Pernah suatu hari, ia harus melakukan perbaikan laporan akhir tahun yang sebenarnya bukan tugas dirinya. Laporan yang menurutnya tidak memuaskan, diambil alih olehnya untuk diselesaikan dengan baik. Salah satu model kecil bagaimana kepemimpinan dijalankan olehnya. Mampu menjadi the last stand atau penjaga gawang di saat pertahanan dan pemain lainnya tidak mampu lagi menghalau serangan yang datang menuju gawang dan sebagainya.

Sementara itu, suatu hari di tengah kesibukannya dalam melakukan kerja sosial, ia tak pernah memilih tempat untuk merencanakan dan mematangkan sebuah rencana di lapangan. Tidak seperti kebanyakan orang, yang hanya mau rapat di ruang-ruang yang penuh dengan kenyamanan, konsumsi yang menggiurkan dan sebagainya. Ia malah pernah memilih rapat di atas ambulance yang sedang berjalan. Membahas segala sesuatu agar kerja sosial dirinya dan rombongannya dapat terlaksana dengan baik, tentunya berdasarkan prinsip efisien, efektif dan berkah.

Tidak terlalu banyak orang seperti dia. Namun tidak sedikit juga orang yang seperti dia. Memilih untuk menjadi relawan dan membantu banyak korban atas musibah-musibah yang dihadapi. Memilih meninggalkan markas kenyamanan menuju lapangan. Membantu meringankan beban dan penderitaan yang dihadapi banyak korban. Melayani secara ikhlas dan penuh dedikasi tinggi yang seringkali tidak dibayar satu peserpun. Kerja sosial mereka murni sebagai pembuktian atas label manusia sebagai makhluk sosial. Saling membantu dan meringankan beban sesama.

Paradigma Kerja Sosial

Kerja sosial adalah model yang terus digalakan banyak orang. Terutama anak muda dan manusia lainnya yang masih mempunyai semangat muda. Mereka terhimpun dalam lembaga dan instansi yang berbeda-beda. Tetapi memiliki tujuan yang sesama. Meringankan beban sesama.

Terhimpun dalam sebuah gerakan dalam kerja sosial adalah sebuah model kekuatan agar semangat membantu terus mengalir dalam diri mereka masing-masing. Bekal semangat muda mereka lebih diarahkan untuk aksi kerja sosial dibandingkan aksi hura-hura sebagaimana anak muda kebanyakan yang tenggelam dalam dunia hedonisme.

Banyak pula yang memandang kerja sosial di antara mereka penuh dengan politisasi. Apalagi para relawan yang menggunakan atribut tertentu. Seringkali dicurigai penuh dengan bentuk kampanye dan sebagainya. Apalagi menjelang tahun politik. Tahun dimana semua orang berusaha mencari simpati banyak orang agar memilih dan sebagainya.

Namun atribut tersebut bukanlah cara mereka melakukan aksi kampanye atau ajang pencitraan lainnya, melainkan hal demikian adalah standar yang ditetapkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang dijadikan sebagai identitas seorang relawan dan sebagainya.

Tak perlu harus skeptis dan sinis terhadap kerja sosial yang dilakukan banyak relawan. Apapun lembaga yang menaungi mereka bukanlah persoalan. Mereka menggunakan bendera, atribut, seragam atau model identitas lain tak elok menjadi persoalan.

Yang seharusnya menjadi perhatian adalah bagaimana performa mereka di lapangan. Bagaimana kerja sosial mereka dalam membantu meringankan penderitaan korban banjir. Berapa lama mereka melakukan kerja sosial. Seberapa besar frekuensi mereka melakukan kerja sosial. Baik di tahun pemilihan atau tidak. Jika mereka dapat melakukannya dengan baik, tanpa terjebak oleh waktu dan tempat, merekalah yang bisa disebut relawan sejati. Apapun yang terjadi tidak menghalangi mereka untuk berbuat dan melancarkan kerja sosial.

Begitulah yang telah dilakukan Almh Sinta Ardjahrie. Ia lebih mementingkan performa terbaik dalam setiap kerja sosialnya. Ia lebih mengutamakan kepentingan sosial di atas kepentingan pribadi. Terjun dan tergabung dalam sebuah lembaga yang hanya menjadi sarana menyalurkan jiwa sosial kepada yang membutuhkan. Dan pada akhirnya ia harus pulang selamanya dengan keadaan yang sangat mengharukan. Gugur dalam tugas kerja sosial.

Selamat jalan, semoga khsunul khatimah yang engkau harapkan dikabulkan oleh yang maha kuasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun