Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lampung City Mall Sunset Run 2025: Senja di Kaki Pelari Fomo

4 Oktober 2025   15:50 Diperbarui: 6 Oktober 2025   07:36 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bandar Lampung, 4 Oktober 2025. Udara Bandar Lampung pada Sabtu sore itu terasa manis, campuran aroma hujan yang baru saja turun dan wangi kopi dari kedai di pelataran Lampung City Mall (LCM). Di lantai dua, tepat di sudut pengambilan racepack, Sisca Maria memegang erat ponselnya. Layar itu menampilkan deretan pesan dari grup WA "Grup WA Peserta LCM Sunset Run".

"Lari nya 1 meter fotonya harus 1 giga." Pesan dari All Devri LCM itu membuat bibirnya melengkung. Tepat sekali, batin Sisca. Ia tahu betul, ia dan banyak yang lain hanyalah pelari fomo, istilah yang sempat dilontarkan oleh 23 PMI Run di grup. Lari sekadar ikut-ikutan, yang penting dapat jersey baru dan stok foto untuk "kasih makan sosial media".

Tiba-tiba, suara nyaring  teriakan gembira memecah keheningan sudut itu. Lentika, yang baru datang dari luar kota, berlari menghampiri Sisca. "Kak Sisca! Untung ketemu! Gimana, jadi kan kita bareng?" tanya Lentika dengan napas sedikit terengah. Keringat dingin  di punggungnya terasa kontras dengan suhu ruangan mal yang sejuk.

Sisca tersenyum. "Jadi dong. Katanya mau ikut gerbong pace 9. Gas!" Ia ingat Lentika yang merasa sendirian dan meminta bergabung di grup.

"Momen foto di tanjakan aman jaya tuh mahal banget lho, ntar saya taro fotografer official disana," Wenny Azana, sang Admin, mengulang pesan di grup beberapa jam lalu.

Lentika tertawa. "Pasti muka kita udah asem   banget di tanjakan itu, Kak. Tapi demi sunset estetik, gas terus!"

Sisca menggeleng. "Itu dia. Tanjakan adalah neraka kecil, tapi foto dengan view sunset kata Admin, itu yang bikin lari kali ini spesial. Momennya jarang-jarang, bukan sunrise terus."

Mereka berdua berjalan menuju konter penyerahan racepack. Di sana, Angga Satria LCM yang sudah duluan mengambil paketnya, menyapa. "Kalian yang mau nyenggol motor listrik, ya?" guraunya, mengacu pada grand prize yang diinfokan Admin.

"Amin! Daripada lari sendirian kayak Bang K'Jimz Kr, mendingan kita ramai-ramai biar ada temen joget pas undian doorprize!" balas Sisca.

Angga mengangguk. "Betul, betul. Pas lari sih pasti misah. Pace memisahkan, doorprize menyatukan. Aku juga nanti bareng teman-teman LCM yang lain. Sampai ketemu di garis start!"

Sisca dan Lentika pun mendapatkan racepack mereka. Mereka merasakan tekstur halus pada jersey baru mereka. Warna jingga cerah mencerminkan tema senja. Begitu banyak pelari lain di sekitar mereka, hiruk pikuk suara orang, tawa, dan obrolan menyambut lomba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun