Di sebuah madrasah yang penuh semangat, MTsN 1 Bandar Lampung, kisah perjalanan para siswa kelas 7 dimulai dengan beragam pengalaman mengikuti kegiatan di luar rumah. Bagi sebagian siswa, kegiatan itu sudah akrab dan penuh cerita, namun bagi sebagian lainnya, pengalaman itu masih menjadi sesuatu yang asing dan belum pernah dirasakan.
Carissa Jeslyn Fakhira dari kelas 7E, misalnya, dengan jujur mengatakan bahwa ia belum pernah mengikuti kegiatan di luar rumah. Jawaban sederhana itu menunjukkan bahwa tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk berinteraksi dengan lingkungan luar. Hal serupa juga diungkapkan Athalia Khairani Zhafira dari kelas 7D serta Amelia Putri dari kelas 7E. Mereka belum menemukan kesempatan untuk menjajal pengalaman seperti perkemahan, mabit, atau lomba di luar sekolah.
Namun, lain halnya dengan Keanu Narendra Desfa dari kelas 7E. Ia menjawab dengan penuh semangat bahwa dirinya pernah mengikuti perkemahan. Baginya, pengalaman itu memberikan kesan mendalam: tidur di tenda, api unggun, dan kerjasama tim yang membekas hingga kini. Faris Naufal dari kelas 7H pun punya pengalaman istimewa. Ia menyebut tahfiz sebagai kegiatan luar rumah yang memperkaya jiwanya. Bagi Faris, menghafal Al-Qur'an bukan sekadar rutinitas, melainkan perjalanan rohani yang memberi makna dalam kehidupan sehari-hari.
Azka Zahra Valufi dari kelas 7D mengaku belum pernah mengikuti kegiatan di luar rumah, sedangkan Asyam Arifin Masputra dari kelas 7D bercerita tentang Mabit di sekolah, sebuah pengalaman bermalam penuh doa dan muhasabah. Azkiya Zareena Rahmah dan Nada Ayuditta dari kelas 7D serta 7E memilih PERSAMI (Perkemahan Sabtu-Minggu) sebagai pengalaman yang paling membekas. Mereka menikmati suasana kebersamaan, tawa bersama teman, dan kedisiplinan yang dilatih sejak dini.
Ada pula Athalia dan Ahmad Nufal Wira Marga dari kelas 7G yang mengaku belum pernah mencoba kegiatan di luar rumah. Sebaliknya, Andini As Shabira dari kelas 7D menceritakan dengan antusias tentang study tour dan outbound. Baginya, pengalaman itu memperluas wawasan sekaligus melatih keberanian. Feyza Emirah Ramadani dari kelas 7D mengungkapkan bahwa kegiatan di luar rumah selalu terasa seru dan menyenangkan, seakan membuka ruang baru untuk belajar dan bertumbuh.
Farid Khairul Anwar dan Rasyiq Al Muflih dari kelas 7I punya pengalaman yang berbeda. Farid menyebut kegiatan luar rumah membuatnya merasa excited dan seru, sementara Rasyiq masih menunggu momen itu datang. Muhammad Fathir Athallah dari kelas 7C juga berkata jujur: ia belum pernah mengikuti kegiatan di luar rumah, baik kemah maupun mabit.
Sebaliknya, Raisca Zaira Putri dari kelas 7C pernah mengikuti kemah Sabtu-Minggu. Shafira Dwi Putri dari kelas 7C sempat terdiam, tidak menjawab, mungkin karena masih bingung memilih pengalaman yang paling berkesan. Muhammad Atha Novritama dari kelas yang sama menyebut pengalamannya cukup unik: camping bersama keluarga di pantai dan outbound bersama kantor orang tua. Baginya, pengalaman itu istimewa karena menghadirkan kebersamaan keluarga.
Akifa Khaira Lubna dari kelas 7C menegaskan bahwa kegiatan luar rumah adalah pengalaman yang menyenangkan karena bisa bertemu banyak teman baru. Azzahra Humairoh punya cerita lebih kaya: ia pernah mengikuti persami, pesantren kilat, dan lomba. Ahmad Nur Rizky dari kelas 7C berbagi pengalaman mengikuti Mabit di pengajian, sementara Muhammad Dzaki Keandre Putra mengenang Mabit di SDIT Permata Bunda 2. Nayma Alika Andienthia pun tak kalah antusias, ia menyebut pernah ikut kemah dan mabit.
Lalu ada Muhammad Akbar Ghani Sumarlin dari kelas 7A yang dengan polos berkata, "Kayak seru aja gitu kalau ikut mabit kalau ku dengar." Meskipun belum mengalaminya secara langsung, dari jawabannya terlihat jelas keinginan untuk merasakan pengalaman itu suatu hari nanti.
Rangkaian jawaban itu menunjukkan betapa beragamnya pengalaman siswa MTsN 1 Bandar Lampung. Ada yang kaya akan pengalaman, ada yang masih menunggu kesempatan. Namun semua itu seakan menemukan titik temu pada sebuah kegiatan penting: Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) 2025.