Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serambi Hari Merdeka

17 Agustus 2025   19:50 Diperbarui: 17 Agustus 2025   20:05 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chat GPT Generated Image

Pagi itu, udara Bandar Lampung masih basah oleh embun ketika Drs. H. Makmur, M.Ag., berdiri tegak di halaman Kantor Walikota. Aroma udara pagi yang segar, mengiringi khidmatnya Upacara HUT ke-80 Republik Indonesia. Langkah-langkah pasukan pengibar bendera terdengar bak genderang kemenangan yang menggema di dada.

Ketika namanya dipanggil maju, ia menerima penghargaan dari Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana. Senyumnya merekah, tetapi di hatinya ia tahu penghargaan itu bukan miliknya seorang diri.
"Terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Ini adalah hasil kerja bersama seluruh jajaran Kementerian Agama Kota Bandar Lampung dan dukungan masyarakat serta pemerintah kota. Kami akan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Bandar Lampung," ucapnya, suara tenang itu seperti angin yang membawa kesejukan.

Siang menjelang, ia mengikuti lomba joged balon. Usai shalat dhuhur ia duduk di serambi Masjid MTsN 2 Bandar Lampung, tempat seluruh kegiatan perayaan 17 Agustus dipusatkan. Angin yang masuk dari celah serambi membawa aroma kopi hitam yang mengepul di cangkir putih porselen. Di sampingnya tersaji kacang rebus hangat, kulitnya retak-retak menebarkan wangi gurih, dan pisang rebus kuning langsat yang manisnya menempel di lidah.

Dari kejauhan, terdengar dentuman bola futsal di lapangan, suara tawa pecah dari arena joget balon, dan sorak-sorai meriah dari meja tenis. Semua lomba sudah rampung menjelang dhuhur: futsal, joget balon, tenis meja---semuanya ditutup dengan riuh rendah, meninggalkan sisa semangat yang masih terasa seperti bara di udara.

Kini hanya lomba menyanyi yang belum selesai. Tinggal tiga peserta terakhir yang bersiap di panggung. Suara musik mengalun, kadang merdu, kadang sumbang, tetapi semuanya lahir dari hati yang bergelora. Makmur menyandarkan punggung, menyeruput kopi. Rasa pahit yang hangat itu seolah menyatu dengan rasa syukurnya siang ini.

Jam dinding menunjuk pukul 14:50 WIB. Panitia memintanya naik ke panggung untuk menyerahkan hadiah. Mata hari sore yang menyilaukan matanya telah mulai turun, tak lagi tampak di hadapan. Sorak tepuk tangan bergemuruh, seperti ombak yang menghantam karang.

Dengan senyum, ia menyerahkan penghargaan kepada para juara Singing Contest Wanita:

  • Juara 1: Nida (MIN 1 Bandar Lampung)

  • Juara 2: Yenni (MTsN 2 Bandar Lampung)

  • Juara 3: Pusporini (MTsN 1 Bandar Lampung)

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
    Lihat Cerpen Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun