Dua siswa---Nasita Sasikirana dan Sifat Nur Fadila---menghabiskan waktu berlatih untuk demo ekstrakurikuler Pramuka. Dengan suara peluit dan semangat membara, mereka berdiri tegap di bawah sinar matahari, kaki menapak rumput basah pagi hari.
Faisyah Ismail bermain bersama saudara-saudaranya. Suara gelak tawa dan aroma gorengan buatan nenek menambah suasana hangat di rumah.
Ahzener Fadil dan Mbadil Kikuchi mengikuti lomba layangan. Tangan mereka terulur ke langit, menarik benang dengan hati-hati, sementara angin sore menerbangkan layang-layang tinggi di udara, menggoda awan yang berarak pelan.
Anggad Fitardhani mencoba sesuatu yang menantang---lomba panjat pinang. Tangannya licin karena minyak, tapi semangatnya menggelora, sorak penonton menambah semangat saat ia hampir mencapai hadiah di puncak tiang.
Sultan Roza Rauf al-Sinqli punya kisah unik: ia ikut kegiatan menggaruk kopi. Ia menghirup aroma biji kopi yang disangrai dan merasakan sensasi panas dari bara api yang menari di tungku.
Tancila Lele Pajerin ikut panen ikan. Air kolam yang dingin mengguyur kakinya saat jaring ditarik, suara gemericik air dan gerak ikan menambah sensasi yang tak terlupakan.
Dan terakhir, Muhammad Alif Adan Adzan pergi ke Laut Tanjung Putus. Ia mandi di sana, mendengar burung camar berteriak, mencium bau asin khas laut, dan merasakan debur ombak memeluk tubuhnya. Setelah itu, ia makan ayam goreng buatan ibu, lalu beres-beres rumah bersama keluarga dengan senyum bahagia.
Liburan ini mungkin telah berlalu, tapi kenangannya terpatri dalam hati. Setiap suara, aroma, rasa, dan sentuhan---semua menjadi saksi dari liburan yang penuh warna dan makna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
