Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dari Dapur Nusantara Menuju Rekor Dunia

27 Juli 2025   18:53 Diperbarui: 27 Juli 2025   18:53 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Subuh belum lama berlalu, aroma santan, daun pisang, dan rempah-rempah masih menyelimuti udara di dapur kecil milik Ibu Saadah. Sisa malam yang belum sempat diistirahatkan sepenuhnya masih menempel di wajah-wajah lelah namun penuh semangat: Ibu Saadah, Ibu Sumidah, Ibu Trisiwi, Ibu Ani Pujiastuti, dan Ibu Indri.

Semalaman mereka berjibaku di dapur demi satu tujuan: mengikuti Festival Masakan Tradisional dan Jajanan Pasar yang digelar Pemerintah Kota Bandar Lampung, sebagai bagian dari perayaan HUT ke-343 Kota Bandar Lampung.

"Bu, ketannya jangan lupa dibungkus ganda. Nanti bocor pas dikukus!" seru Ibu Sumidah sambil memotong daun pisang yang sudah dilayukan. Di sudut ruangan, Ibu Ani tengah meracik sambal seruit, sementara Ibu Indri menjaga kukusan besar yang mengepul sejak dini hari.

Walau kantuk mengintip dari kelopak mata mereka, semangat tak sedikitpun surut. Mereka tahu, bukan hanya soal lomba, tapi ini adalah bentuk kecintaan terhadap warisan kuliner yang harus terus dijaga.

Pukul 6:30 pagi, semua sudah siap. Dengan mengenakan seragam batik PKK lengkap dan membawa aneka masakan --- dari sekubal, kue bugis, lapis legit, hingga serabi --- mereka berangkat menuju Bundaran Tugu Adipura, tempat acara digelar.

Namun, takdir pagi itu sedikit menguji. Jalanan macet total. Ribuan warga sudah berbondong-bondong menuju lokasi acara. "Macetnya kayak mau mudik lebaran, ya Allah..." keluh Ibu Trisiwi sambil tertawa kecil, menenangkan suasana.

Setelah hampir satu jam dalam kepadatan, mereka tiba---terlambat. Namun ternyata, bukan hanya mereka. Tim-tim dari kelurahan lain juga mengalami hal serupa.

Ketika akhirnya mereka berhasil menata hidangan di meja pameran, suasana lapangan sudah gegap gempita. Di tengah keramaian, pengumuman besar menggema dari pengeras suara:

"Dengan ini, Pemerintah Kota Bandar Lampung resmi mencatatkan Rekor MURI atas pembuatan Sekubal Terbesar, sepanjang 25 meter dan diameter 25 sentimeter!"

Sontak lapangan bersorak. Sekubal raksasa yang disusun menyerupai ular memanjang itu menjadi pusat perhatian. Direktorat Operasional MURI, Yusuf Ngadri, secara langsung menyerahkan piagam kepada Wali Kota Eva Dwiana, disambut tepuk tangan meriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun