Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelas yang Menyala di Balik Layar

3 Juni 2025   21:00 Diperbarui: 3 Juni 2025   21:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit Kudus perlahan berubah kelam saat hujan gerimis turun seperti bisikan dari langit. Udara malam yang lembap membawa aroma tanah basah, menelusup dari celah-celah jendela yang sedikit terbuka. Di sudut ruang kerjanya, Fitiyanto menyiapkan diri. Secangkir teh jahe hangat mengepul, aroma rempahnya menenangkan. Pukul 18.50---sepuluh menit menuju waktu yang telah ia tandai berhari-hari: Webinar GCE Banten #Persegi 124.

Malam ini, ia bukan sekadar guru, melainkan narasumber. Topiknya: "Ciptakan Pengalaman Belajar Seru dan Interaktif bersama Assemblr EDU dan belajar.id."

Dari SDN 1 Kedungdowo, Kudus, ia membawa cerita dan praktik nyata tentang bagaimana teknologi bisa mengubah suasana belajar.

Layar laptop menyala terang, kontras dengan remang kamar yang hanya diterangi lampu meja. Di dalam ruang virtual, peserta mulai berdatangan. Suara notifikasi masuk berdenting lembut, mengisi keheningan seperti denting gelas di malam jamuan.

Lalu muncul suara ramah, penuh percaya diri:

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam, Bapak/Ibu hebat semua."

Itulah suara Susi Maeli Daryani, M.Pd., moderator malam ini---guru dari SMAN 7 Kota Serang, Banten.

Suaranya jelas dan tenang, seperti embun yang turun di daun---membuka acara dengan tutur yang tertata, membacakan susunan kegiatan, dan memperkenalkan sang narasumber dengan hangat.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Fitiyanto pun memulai. Ia berbagi kisah tentang hari-hari saat murid-muridnya menyentuh layar ponsel untuk melihat planet yang berputar, tentang rasa takjub mereka saat gambar dua dimensi berubah menjadi objek hidup di ruang kelas. "Dengan Assemblr EDU, pelajaran bukan lagi sekadar membaca, tapi merasakan," ujarnya sambil menunjukkan visual-visual yang mengundang decak kagum.

Suasana kelas yang dulu sunyi, kini dipenuhi tawa dan rasa ingin tahu. Ia menggambarkan ekspresi anak-anak saat dinosaurus virtual seolah melangkah di atas meja kayu tua---mata membelalak, tangan menepuk-nepuk udara, kulit merinding karena keajaiban yang begitu dekat. Ia juga menekankan pentingnya akun belajar.id sebagai kunci akses menuju dunia digital yang inklusif dan bermanfaat bagi guru maupun siswa.

Sepanjang webinar, Susi Maeli memandu dengan anggun. Ia menyimak, menyusun pertanyaan dari peserta, lalu mengajukannya dengan intonasi halus namun tegas. Setiap tanggapan disampaikannya dengan senyum yang, meski tak terlihat sepenuhnya, terasa melalui suaranya yang hangat.

Menjelang pukul 21.30, sesi tanya jawab berakhir. Webinar ditutup dengan kalimat penegas dari moderator, dan tepuk tangan virtual yang terasa nyata meski hanya berupa ikon di layar. Fitiyanto menghela napas lega. Udara malam kembali masuk dari jendela, dingin dan segar, menyentuh tengkuknya seperti pujian sunyi dari semesta.

Di luar, lampu-lampu jalanan menyala redup. Di dalam, semangat menyala terang. Ia tahu: malam ini bukan hanya ia yang belajar, tapi ratusan hati telah disentuh---oleh teknologi, oleh cerita, dan oleh kesungguhan seorang guru dari Kudus, yang dibersamai oleh seorang moderator dari Serang.

Dan di balik layar, kelas itu terus menyala.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun