Mohon tunggu...
m permata akbar pala tanjung
m permata akbar pala tanjung Mohon Tunggu... Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Potensi Utama

hobi saya suka membaca berita tentang ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Medan

Perang dagang Amerika Serikat dan China dari segi pandang kepentingan nasional masing-masing negara

10 Mei 2025   21:02 Diperbarui: 10 Mei 2025   22:17 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Ketegangan dalam hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali muncul, menyoroti perbedaan kepentingan nasional dari kedua negara tersebut. Perang dagang yang dimulai sejak 2018 ini menunjukkan bagaimana masing-masing pihak berusaha mempertahankan kekuatan ekonomi global dan melindungi kepentingan strategis domestik mereka.

Dari perspektif Amerika Serikat, perang dagang ini berawal dari kekhawatiran atas meningkatnya defisit perdagangan dengan China. Pemerintah AS mengklaim bahwa Beijing terlibat dalam praktik perdagangan yang tidak adil, termasuk pemberian subsidi besar untuk industri lokal, pelanggaran hak kekayaan intelektual, serta kebijakan yang memaksa perusahaan asing untuk mentransfer teknologi. Fokus kepentingan nasional AS adalah melindungi industri lokal, menciptakan kesempatan kerja di dalam negeri, dan mempertahankan keunggulan teknologi sebagai aset strategis negara.

Di sisi lain, China memandang langkah-langkah yang diambil oleh AS sebagai usaha untuk menghalangi kebangkitannya sebagai kekuatan ekonomi global. Dari sudut pandang Beijing, kebijakan seperti "Made in China 2025" adalah bagian integral dari strategi nasional untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing di panggung global. Tindakan protektif dari AS dianggap oleh China sebagai gangguan terhadap kedaulatan ekonomi dan pengembangan teknologi yang sah di negeri mereka. Kepentingan nasional China berfokus pada menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang, mengurangi kemiskinan, dan memodernisasi industri strategis.

Konflik yang dulunya terbatas pada imbal balik tarif kini telah meluas ke bidang teknologi, energi, dan keuangan. Beberapa perusahaan besar, seperti Huawei dan TikTok, kini menjadi simbol dari ketegangan ekonomi dan geopolitik ini.

Meskipun kedua belah pihak telah berulang kali mencoba untuk menjalin negosiasi, perbedaan mendasar dalam kepentingan mereka membuat penyelesaian konflik menjadi sulit dicapai. Para analis berpendapat bahwa perang dagang ini bukan sekadar tentang angka perdagangan, namun lebih mendalam: persaingan untuk mendapatkan pengaruh ekonomi dan teknologi di tingkat global.

Dalam jangka panjang, perang dagang ini dapat memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga untuk kestabilan ekonomi secara global, rantai pasokan di seluruh dunia, serta negara-negara berkembang yang menjadi mitra dagang utama bagi kedua kekuatan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun