Mohon tunggu...
Melinda Putri Aryanti
Melinda Putri Aryanti Mohon Tunggu... Lainnya - Human

A forever learner.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perkembangan Teknologi dan Kebijaksanaan Manusia

14 April 2022   09:50 Diperbarui: 10 Mei 2022   11:39 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring bertambahnya usia bumi dan kehidupan di dalamnya, maka bertambah pula kecerdasan dan kecanggihan manusia. Sebagai makhluk dengan kecerdasan tingkat tinggi, sudah menjadi hal yang wajar jika manusia mampu untuk menemukan atau menciptakan hal-hal yang dapat menunjang pekerjaan dan kualitas hidup. 

Penciptaan tersebut pada hakikatnya merupakan cara agar segala sesuatu dapat berjalan cepat dan efisien. Atas dasar inilah akhirnya teknologi tercipta dan berkembang pesat.

Sebelum perkembangannya menjadi secepat sekarang, perkembangan teknologi sempat tersendat karena ilmu pengetahuan terbatas. Masa-masa itu disebut masa kegelapan atau the dark ages dan terjadi di dataran Eropa.

 Pada masa ini, ilmu pengetahuan terbatas bukan karena kemampuan manusia secara alamiah, tapi karena egoisme manusia itu sendiri. 

Periode tersebut dikuasai oleh Gereja, sehingga apapun yang dilakukan harus berdasar keputusan Dewan Gereja. 

Aktifitas ilmiah pada masa kegelapan dikuasai oleh para Teolog, sehingga ilmu yang tercipta cenderung mengenai agama (Reditya, 2021). Sebab itu, wajarlah teknologi pun tidak berkembang.

Salah satu fenomena penting pada masa kegelapan abad pertengahan Eropa adalah kemunculan Nicolaus Coprenicus. Buah pikirnya bertentangan dengan Dewan Gereja. Jika Dewan Gereja berpikir bahwa sistem tata surya adalah geosentris (bumi sebagai pusat tata surya), Copernicus berkata sebaliknya. 

Ia meyakini bahwa sistem tata surya adalah heliosentris atau matahari yang menjadi pusat dan bumi beserta planet-planet lainnya mengitari matahari. Publikasi pemikiran Copernicus ini menimbulkan konflik yang cukup serius bagi dirinya (Westman, 2021). 

Meski masa kegelapan terlihat suram, tapi masa tersebut akhirnya selesai dengan bangkitnya Renaisans atau masa pencerahan. Walaupun dilakukan dengan konfik dan pertumpahan darah, Renaisans membawa kabar baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lantas, apakah kekuasaan akan selalu membatasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk berkembang? Apakah pengekangan atas ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan konflik yang besar? 

Fenomena perkembangan teknologi yang menarik untuk membahas pertanyaan-pertanyaan ini ialah revolusi industri, mulai dari revolusi 1.0 hingga 4.0. 

Penemuan teknologi mesin uap menandai terjadinya revolusi industri 1.0. Teknologi mesin uap menjadikan pekerjaan industri berjalan lebih cepat dibanding tenaga manusia/buruh (Sharma & Singh, 2020, p.1). 

Efeknya adalah industri berjalan pesat dan produk yang dihasilkan melimpah. Namun, kelimpahan produk tidak diimbangi dengan jumlah pasar. 

Artinya, ada banyak produk tidak terjual. Ini kemudian yang membuat bangsa Eropa memutuskan untuk melakukan ekspansi ke luar benuanya. Awal ekspansi Eropa pada mulanya memang untuk berdagang, baik untuk mejual hasil industri, maupun untuk mendapatkan bahan baku murah. 

Selanjutanya, ekspansi tersebut berubah menjadi kolonialisme. Selain itu, penemuan teknologi mesin uap juga membuat harga buruh menjadi lebih murah, karena tenaga uap dinilai lebih berharga dan lebih efektif dalam dunia industri.

Dua revolusi selanjutnya, yakni revolusi 2.0 dan 3.0 berjalan dalam abad yang sama. Ravolusi 2.0 terjadi pada awal abad 20, sedangkan revolusi 3.0 berjalan beberapa dekade sebelum abad 20 berakhir (Thangaraj & Narayanan, 2018, p. 3). 

Revolusi 2.0 dicirikan dengan penemuan kereta uap, listrik, dan produksi massal, sedangkan revolusi 3.0 adalah penemuan di bidang mesin, komputer dan elektronik (Thangaraj & Narayanan, 2018, p. 4). Penemuan moda transportasi membuat mobilitas manusia menjadi tinggi. 

Pada era revolusi industri 2.0 ini lah banyak alat tempur, seperti jet tempur dan tank, diciptakan. Revolusi di periode ini banyak berperan dalam Perang Dunia.

Pada revolusi 3.0, penemuan komputer, perangkat elektronik, dan perangkat-perangkat otomatis berkembang pesat. Perkembangan berbagai teknologi di era ini juga turut andil dalam konflik dunia, salah satunya adalah Perang Dunia II. 

Penemuan terbesar pada periode itu adalah komputer Colossus. Komputer ini pertama kali dioperasikan pada tahun 1943 dan digunakan oleh Inggris untuk keperluan berperang dan memecahkan sandi milik Jerman (Randell, 1982, p. 349). 

Saat pertama kali dioperasionalkan, Colossus hampir sebesar ruangan dan hanya dapat dioperasikan dengan pita khusus, tidak dapat menerima perintah dari keyboard. 

Baru kemudian ukuran komputer perlahan mengecil hingga akhirnya dapat kita bawa kemana-mana seperti sekarang. 

Seiring dengan penemuan komputer, alat komunikasi juga semakin berkembang. Akhirnya, manusia saling bisa terhubung tanpa harus berpindah tempat atau berjalan.  

Kemudian, era teknologi manusia mulai memasuki masa digitalisasi dan internet atau yang kita sebut dengan revolusi industri 4.0. Pada revolusi industri 4.0, internet menjadi hal vital dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Tidak hanya itu, internet menjadi salah satu faktor yang mengaburkan batas negara atau yang kita biasa sebut fenomena tersebut dengan komunikasi. 

Segala aktifitas manusia, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali nyaris tidak terlepas dari peran internet. Namun, perkembangan teknologi seperti internet tentunya membawa dampak, baik itu positif, maupun negatif. 

Pekerjaan kita memang cenderung dimudahkan dengan kehadiran internet, namun sisi lain kita sebagai menusia justru menggunakan internet untuk hal-hal negative, seperti penipuan, peretasan, pengancaman, bahkan pembulian.

Pada akhirnya, perkembangan teknologi seperti dua sisi koin yang tak terpisahkan. 

Efek negatif dan positifnya saling berdampingan satu sama lain. Bahkan, dari zaman sebelum teknologi berkemebang seperti sekarang, penemuan mesin uap sederhana saja menimbulkan konflik di kehidupan sosial. 

Perkembangan moda transportasi dan produksi mesin otomatis serta alat komunikasi dan elektronik digunakan untuk keperluan perang. Meski begitu, tidak dapat kita pungkiri bahwasannya kita mendapatkan manfaat yang sangat besar dari perkembangan teknologi ini. 

Jadi, hal yang dapat kita lakukan dalam menyikapi perkembangan teknologi adalah terlebih dahulu menyadari bahwa efek negatifnya akan selalu ada. 

Kemudian, selanjutnya adalah bagaimana usaha kita untuk meminimalisasi efek negatif tersebut agar kita dapat mengambil dampak positifnya dengan maksimal, baik untuk diri kita sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar.

Referensi:

Randell, B. (1982). Colossus: Godfather of the Computer. The Origins of Digital Computers, October 1975, 349--354. https://doi.org/10.1007/978-3-642-61812-3_27

Reditya, T. H. (2021). Sejarah Abad Kegelapan: Terpuruknya Eropa Sebelum Renaissance. https://internasional.kompas.com/read/2021/10/12/124214170/sejarah-abad-kegelapan-terpuruknya-eropa-sebelum-renaissance?page=all

Sharma, A., & Singh, B. J. (2020). Evolution of Industrial Revolutions: A Review. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering, 9(11), 66--73. https://doi.org/10.35940/ijitee.i7144.0991120

Thangaraj, J., & Narayanan, R. L. (2018). Industry 1.0 to 4.0: the Evolution of Smart Factories. APICS Magazine, September/October, 1--8. https://www.researchgate.net/publication/330336790_INDUSTRY_10_TO_40_THE_EVOLUTION_OF_SMART_FACTORIES

Westman, R. S. (2021). Nicolaus Copernicus: Polish astronomer. https://www.britannica.com/biography/Nicolaus-Copernicus/Copernicuss-astronomical-work

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun